Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Terbang Dengan Tenaga Manusia

Bryan Allen berhasil melintasi selat Inggris dengan Gossamer Albatross sebuah rakitan digerakkan oleh kakinya. Perancangnya dr Paul Mac Cready, diilhami oleh dongeng Icarus. (ilt)

30 Juni 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DENGAN adanya DC-10, terbang itu bukan masalah lagi. Tapi terbang semata-mata dengan mempergunakan tenaga manusia tetap masih impian, setidaknya sebelum Bryan Allen berhasil melintasi selat Inggeris dengan Gossamer Albatross sebuah rakitan yang digerakkan oleh kakinya. Selat itu terbentang antara Inggeris dan Perancis. Ia menempuh jarak hampir 35 Km ini (12 Juni) dalam waktu 2 jam 49 menit. Bryan Allen, 26 tahun, seorang biolog dan penggemar balap sepeda, berasal dari Visalia, California di Amerika Serikat. Ia menggerakkan Gossamer Albatross itu dengan sepasang pedal -- melalui rantai terbuat dari bahan urethane -- yang memutarkan baling-baling. Rakitan itu sendiri terbuat dari bahan yang baru bisa dihasilkan dalam abad ruang angkasa ini. Rangkanya dirakit dari pipa serabut karbon yang dipadatkan dan dibungkus dengan bahan polyester yang oleh pembuatnya, Dupont, diberi nama Mylar. Menuju Kemenangan Serabut karbon adalah ringan dan amat kuat sehingga banyak digunakan menggantikan berbagai peralatan mobil dan pesawat yang biasa terbuat dari baja. Mylar adalah bahan polyester yang dibuat dalam bentuk film setipis 0,013 mm, namun kekuatannya luar biasa. Bahan inilah yang memungkinkan rakitan itu dibuat seringan mungkin sehingga seluruhnya, lengkap dengan radio dan pelampung, tidak melampaui 32 kg. Allen sepintas lalu tampak sukses untuk merebut tempat di halaman muka suratkabar atau majalah. Sebetulnya ini juga merupakan kemenangan gemilang bagi ilmu. kimia modern, ilmu fisika dan ilmu konstruksi modern. Bahkan seluruh ilmu dan teknologi modern telah mendukung pembuatan pesawat itu yang dirancang oleh Dr. Paul MacCready dari Pasadena, California beserta sebuah tim ahli. Para wartawan dan penonton mengiringi penerbangan Allen dengan belasan perahu motor. Semua berteriak memberi semangat kepadanya. Pemuda itu hampir saja menyentuh ombak laut. Tapi karena tiba-tiba ada arus udara yang membantunya, Allen bisa membawa pesawatnya kembali naik, dan berkayuh terus. Walau daratan Perancis belum kelihatan, ia tetap bersemangat. Sambil membetulkan letak kacamatanya ia menggenjot pesawatnya -- mendayung seperti bersepeda -- menuju kemenangan dan hadiah ?100.000. Berulangkali sudah dalam sejarah manusia ada usaha seperti itu. Misalnya Leonardo da Vinci, pelukis dan pemahat Italia tersohor, dalam abad ke-15 merancang dan membuat beberapa buah rakitan yang digerakkan dengan tenaga manusia -- mirip gerakan sayap burung. Semua gagal, karena terlalu berat. Kaisar Cina Wen Hsien Ti pun sudah mencoba. Di abad ke-6 berkali-kali dibuatnya rakitan dari bambu yang digerakkan seperti sayap burung. Tawanan yang memang sudah dihukum mati ditugaskan mengendarainya. Mereka meloncat dengan rakitan bambu itu dari menara setinggi 30 M, dan semuanya jatuh hancur di tanah. Mitos Yunani mengenai Daedalus dan anaknya, Icarus, memberi inspirasi untuk terbang dengan tenaga sendiri. Daedalus dan Icarus, demikian dongengan itu, melarikan diri dari kemurkaan raja Minos dari Kreta. Dengan sayap yang dibuat Daedalus dari bulu burung yang ditancap dalam lilin, mereka terbang meninggalkan Kreta. Nasib malang menimpa Icarus yang dengan semangat mudanya terbang terlalu dekat ke matahari. Panas menyebabkan lilin sayapnya meleleh sehingga ia jatuh ke bumi. Tempat itu dikenal sampai sekarang dengan nama Pulau Icaria. Usahawan Inggeris, Henry Kremer di tahun 1959 menyediakan hadiah untuk merangsang usaha itu kembali. Lembaga Aeronautik Kerajaan (R.A.S.) di Inggeris menetapkan syaratnya, antara lain harus bisa menyeberang selat Inggeris. Selama 18 tahun tidak ada yang berhasil merebut hadiah itu. Barulah Allen berhasil. Ujar seorang pejabat lembaga itu: "Suatu hasil yang luar biasa bagi manusia maupun teknologi." Sekelompok sarjana dari Universitas Southampton di Inggeris di tahun 1961 membuat sebuah rakitan yang -- juga bertenaga manusia -- diberi nama Sumpac. Ia telah mampu tinggal landas, tapi jarak yang ditempuhnya sangat pendek sehingga tidak memenuhi syarat untuk memperoleh hadiah itu. Sebuah tim insinyur dari pabrik pesawat terbang di Inggeris, Hawker Siddely, pernah membuat rakitan yang menungguli prestasi Sumpac dan terbang sepanjang 800 m saja. Di Jepang, Profesor Hidemasa Kimura dari Universitas Nihon mengajak kelompok mahasiswanya. Mereka berhasil tahun 1977 membuat sebuah pesawat yang mampu terbang sejauh 2000 M. Menghemat Enersi Tahun 1977 itu juga kelompok Dr. Paul MacCready di California membuat pesawat Gossamer Condor yang berhasil menempuh jarak 1850 M dalam bentuk angka 8. Pesawat itu sekarang mendapat tempat terhormat di museum Smithsonian di Washington, di samping pesawat Charles Lindbergh, The Spirit of St. Louis yang berhasil menyeberang Laut Atlantik. Penerbangan Gossamer Condor itu meraih hadiah ? 50.000 dan menempuh jarak itu dalam waktu 6 menit 22,5 detik. Kemudian MacCready dan timnya, dengan tersedianya bahan baru dari abad ruang angkasa, berhasil menciptakan Cossamer Albatross (Gossamer berarti bahan yang sangat halus dan ringan sedang Albatross dan Condor adalah jenis burung dengan rentangan sayap sangat lebar). Tim Amerika itu tidak mengklaim menemukan sesuatu yang langsung bermanfaat. "Mungkin bermanfaat untuk mempertebal keyakinan manusia akan kemampuan diri sendiri," kata mereka. Mungkin juga bermanfaat dalam usaha menghemat enersi atau sebagai bentuk transpor baru. Yang pasti ia mempunyai hari depan baik sebagai alat olahraga. Menurut MacCready, pesawat itu bisa dijual dengan harga sekitar $2.000, jika diproduksi secara massal. "Pesawat itu bisa dikendalikan oleh anak umur 10 tahun," katanya. Di pesisir Perancis, penduduk menyambut Allen dengan ramai dan gembira. Sambil minum sampanye yang disodorkan oleh penduduk, ia berkata: "Beberapa kali saya sudah putus asa, tapi akhirnya sampai juga." Sore harinya Allen dan rombongan kembali ke Inggeris, kali ini naik Hovercraft, yang mencmpuh jarak 35 Km itu dalam waktu 40 menit.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus