Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Top 3 Tekno Berita Kemarin: Kucing Mengeong ke Manusia, Harimau Sumatera Lhokbe

Ketika kucing bertemu dengan satu sama lain, mereka terlihat jarang menggunakan suara mengeong untuk berkomunikasi

21 Agustus 2022 | 09.21 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno Berita Kemarin, Sabtu 20 Agustus 2022, dimulai dari artikel mengenai penjelasan ilmiah mengapa kucing sering mengeong ke manusia. Disebutkan kalau kucing bertemu dengan satu sama lain, mereka terlihat jarang menggunakan suara mengeong untuk berkomunikasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lalu, terpopuler kedua, berita lepas liar harimau sumatera bernama Lhokbe di Taman Nasional Gunung Leuser. Sebelum diperangkap dan dievakuasi ke taman nasional itu, Lhokbe disebutkan sering terlihat dan menimbulkan 'interaksi negatif' di beberapa tempat di Kabupaten Aceh Selatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lalu, berita Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang meminta tenaga pendidik di lingkungan sekolah terus mengingatkan dan memberi contoh kepada siswanya untuk memakai masker saat menjalani pembelajaran tatap muka (PTM). Pemakaian masker yang baik dan benar merupakan salah satu upaya mengurangi risiko terpapar Covid-19 di tengah pandemi yang masih berlangsung.

Berikut adalah Top 3 Tekno Berita Kemarin, Sabtu 20 Agustus 2022, selengkapnya, 

1. Inilah Penjelasan Ilmiah Mengapa Kucing Sering Mengeong ke Manusia

Ketika kucing bertemu dengan satu sama lain, mereka terlihat jarang menggunakan suara mengeong untuk berkomunikasi. Di sisi lain, kucing justru sering mengeong ke manusia dengan nada khasnya yang berbeda-beda. Bagaimana penjelasan ilmiahnya?

Dalam buku The Domestic Cat: The Biology of Its Behavior (2000), John Bradshaw dan Charlotte Cameroon-Beaumont menuliskan, sebelum kucing tinggal bersama manusia, hampir 10.000 tahun yang lalu sikap mereka adalah penyendiri. Karena kucing jarang bertemu dengan kawanannya, mereka tidak memerlukan suara untuk berkomunikasi. 

Alih-alih dengan suara ngeongan, kucing liar jaman dulu justru menggunakan indera penciuman mereka. Misalnya yakni dengan mengencingi benda-benda tertentu seperti pohon. Karena itu, kucing tidak memerlukan komunikasi tatap muka untuk saling berkomunikasi alias cukup dengan indera penciumannya saja.

2. Lepas Liar Harimau Sumatera: Lhokbe Diharap Berkembang Biak di TN Gunung Leuser

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh melepasliarkan seekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) ke habitat alaminya di Taman Nasional Gunung Leuser. Lhokbe, nama yang diberikan kepada harimau itu, berjenis kelamin jantan dengan usia berkisar empat hingga lima tahun

"Sebelumnya, harimau tersebut masuk kandang tangkapan di kawasan Desa Lhok Bengkuang, Kecamatan Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan," kata Kepala BKSDA Aceh, Agus Arianto, di Banda Aceh, Jumat.

Harimau sumatera diberi nama Lhokbe saat dilepasliarkan di Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh, Kamis 18 Agustus 2022. ANTARA/HO/BKSDA Aceh

Sebelum diperangkap dan dievakuasi ke Taman Nasional Gunung Leuser, Lhokbe sering terlihat dan menimbulkan 'interaksi negatif' di beberapa tempat Kabupaten Aceh Selatan. "Sehingga harus diselamatkan demi keamanan serta keselamatan manusia maupun satwa tersebut," kata Agus menambahkan.

3. Ikatan Dokter Anak Ingatkan Pakai Masker yang Benar di Sekolah

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) meminta tenaga pendidik di lingkungan sekolah terus mengingatkan dan memberi contoh kepada siswanya untuk memakai masker saat menjalani pembelajaran tatap muka (PTM). Pemakaian masker yang baik dan benar merupakan salah satu upaya mengurangi risiko terpapar Covid-19 di tengah pandemi yang masih berlangsung.

"Gunakan masker secara tepat, harus sampai menutupi dagu, kami rekomendasikan adalah masker medis yang menutup hidung dan mulut," ujar Ketua Satgas Covid-19 IDAI, Yogi Prawira, dalam media briefing daring tentang Evaluasi PTM, Jumat 19 Agustus 2022.

Badut dari Komunitas Aku Badut Indonesia (ABI) memakaikan masker pada masker saat melakukan edukasi tentang protokol kesehatan di SDN 03 Citayam, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin, 6 September 2021. TEMPO/M Taufan Rengganis

Ia juga mengingatkan durasi pemakaian masker medis paling lama empat jam. Oleh karena itu, wajib membawa masker cadangan agar manfaat dari masker tidak berkurang sebagai perlindungan dari penularan virus.
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus