Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Uji Coba Awal Vaksin Covid-19 J&J Hasilkan Respons Antibodi Kuat

Data menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 dosis tunggal JNJ-78436735 menyebabkan respons antibodi penetral yang kuat kepada hampir semua peserta uji.

29 September 2020 | 15.15 WIB

Ilustrasi vaksin COVID-19 atau virus corona. REUTERS/Dado Ruvic
Perbesar
Ilustrasi vaksin COVID-19 atau virus corona. REUTERS/Dado Ruvic

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan farmasi asal Amerika Serikat Johnson & Johnson (J&J) telah merilis analisis sementara dari uji klinis Fase I/IIa yang sedang berlangsung dari kandidat vaksin Covid-19.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Diunggah di server pracetak medRxiv, data menunjukkan bahwa vaksin dosis tunggal yang dijuluki JNJ-78436735 itu menyebabkan respons antibodi penetral yang kuat kepada hampir semua peserta.

Selain itu, kandidat vaksin secara umum dapat ditoleransi dengan baik, dan respons imun serupa di semua kelompok usia yang diteliti, termasuk orang dewasa yang lebih tua. Hasil lengkap akan dipublikasikan setelah data uji coba Fase I/IIa lengkap tersedia, demikian dilaporkan The Pharma Letter, Senin, 28 September 2020.

Minggu lalu perusahaan mengumumkan peluncuran uji coba Fase III skala besar, yang dijuluki ENSEMBLE. J&J, pemerintah dan masyarakat umum, berharap penelitian ini akan memberikan data penting yang diperlukan untuk mendukung persetujuan.

Merekrut 60 ribu orang di Amerika dan Eropa, uji coba tersebut dapat mendukung otorisasi penggunaan darurat (EUA) pada awal 2021. Tak seperti vaksin Covid-19 terkemuka lainnya, kandidat vaksin J&J memiliki keunggulan bahwa hanya satu dosis dapat memberikan kekebalan yang efektif. Opsi lain memerlukan setidaknya satu penguat dalam satu interval.

"Kami berharap hasil uji coba Tahap III selesai pada akhir tahun atau awal tahun depan," ujar Paul Stoffels, kepala petugas ilmiah J&J, dalam konferensi pers bersama dengan pejabat dari National Institutes of Health dan Administrasi Presiden Amerika Donald Trump, seperti dikutup Reuters, 23 September 2020.

Sementara pesaingnya, seperti Moderna, Pfizer dan AstraZeneca, memerlukan dua suntikan yang berjarak beberapa minggu, yang membuatnya jauh lebih sulit untuk diberikan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut peneliti vaksin Harvard yang membantu merancang vaksin Covid-19 J&J, Dan Barouch, vaksin sekali pakai berpotensi besar dalam hal kampanye imunisasi massal dan pengendalian pandemi global.

THE PHARMA LETTER | REUTERS


Erwin Prima

Erwin Prima

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus