Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Uni Emirat Arab Pantau Hilal Ramadhan Pakai Drone AI

Uni Emirat Arab mengklaim menjadi negara pertama yang menggunakan drone berbasis AI untuk mengamati hilal Ramadan.

1 Maret 2025 | 20.52 WIB

Pengamatan hilal penentuan awal Ramadhan 1446 Hijriah di Planetarium UIN Walisongo, Semarang, Jawa Tengah, 28 Februari 2025. Tempo/Budi Purwanto
material-symbols:fullscreenPerbesar
Pengamatan hilal penentuan awal Ramadhan 1446 Hijriah di Planetarium UIN Walisongo, Semarang, Jawa Tengah, 28 Februari 2025. Tempo/Budi Purwanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Uni Emirat Arab (UEA) menjadi negara pertama di dunia yang menggunakan drone berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk mengamati hilal Ramadan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seperti dilaporkan Emirates News Agency WAM, Dewan Fatwa UEA mengumumkan bahwa penggunaan teknologi ini merupakan langkah inovatif dalam menentukan awal bulan suci Ramadhan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Teknik inovatif ini merupakan yang pertama dalam sejarah pengamatan hilal, mencerminkan kepemimpinan UEA dalam mengadopsi kemajuan teknologi mutakhir di bidang keagamaan dan astronomi,” kata Dewan Fatwa UEA dalam pernyataan resminya, dikutip Sabtu, 1 Maret 2025. 

Laporan Roya News menyebutkan bahwa teknik ini melengkapi metode tradisional pengamatan langsung dengan mata telanjang, yang tetap menjadi dasar utama dalam menentukan awal bulan Islam. 

Penggunaan drone AI juga disebut sejalan dengan sabda Nabi Muhammad, “Janganlah kalian berpuasa hingga kalian melihat hilal (Ramadan), dan janganlah kalian berbuka hingga kalian melihat hilal (Syawal). Jika langit tertutup mendung (sehingga kalian tidak dapat melihatnya), maka perkirakanlah.”

Selain menggunakan drone AI, pengamatan hilal di UEA tetap melibatkan laporan saksi mata dan observatorium astronomi canggih yang dilengkapi teknologi mutakhir. Inisiatif ini juga dilakukan dengan kerja sama antara lembaga nasional, pusat penelitian khusus, serta observatorium astronomi untuk memastikan hasil pengamatan hilal yang akurat dan dapat diandalkan.

Langkah ini menjadi terobosan global dalam metode rukyatul hilal dan diharapkan dapat meningkatkan akurasi serta efisiensi dalam menentukan awal Ramadan di masa mendatang.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus