Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Insinyur Indonesia dilaporkan sedang diselidiki atas dugaan pencurian teknologi jet tempur supersonik pertama Korea Selatan, KF-21 Boramae. Insinyur itu dilarang meninggalkan Korea karena dicurigai menyimpan data pengembangan KF-21 di media penyimpanan USB.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Penyelidikan saat ini sedang dilakukan untuk mengetahui apakah data yang disimpan tersebut mengandung teknologi strategis," kata seorang sumber seperti dikutip Kantor berita Korea Selatan Yonhap.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adanya laporan itu telah dikonfirmasi Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta. KBRI Seoul disebutkan telah berkomunikasi dengan Kementerian Luar Negeri Korea dan institusi terkait di Korea guna mendalami lebih jauh isi laporan tersebut.
KBRI Seoul juga telah berkomunikasi langsung dengan insinyur Indonesia tersebut dan memastikan yang bersangkutan saat ini tidak ditahan.
Seperti diketahui, Indonesia ikut berinvestasi dalam proyek jet tempur KF-21 Boramae, dulu dikodekan sebagai KFX/IFX. Total investasi dalam proyek ini mencapai 8,1 triliun Won (setara Rp 95,32 triliun) yang mana pemerintah Indonesia menanggung 20 persen pembayaran.
Sisanya, pemerintah Korea Selatan menanggung 60 persen dan 20 persen lainnya oleh Korea Aerospace Industries (KAI). Menurut rencana yang dibuat, Pemerintah Korea Selatan akan membeli 128 unit KF-21 Boramae, sementara Indonesia 48 unit.
Berikut ini 5 hal mengenai proyek kerja sama itu dan perkembangannya hingga tahun lalu,
1. KAI Menagih Kewajiban Indonesia
Indonesia, per Juni tahun lalu, baru melunasi kewajiban pembayaran sebesar 17 persen dari seharusnya 1,62 triliun Won. Pembayaran terhenti sejak 2019 sejak pertama memulainya pada 2016.
KAI berharap pemerintah Indonesia segera melunasi kewajibannya itu. Alasannya, mereka juga berjuang untuk pembiayaan atau investasi proyek jet tempur generasi 4,5 tersebut.
Korea Aerospace Industries (KAI) saat menerima kunjungan jurnalis Indonesia di Sacheon, Korea Selatan, 2 Juni 2023. Di acara ini KAI menyatakan menunggu Pemerintah Indonesia memenuhi kewajibannya dalam proyek KF-21 Boramae. Foto: Dokumentasi KAI
"Karena ini akan menyebabkan efek samping yang sangat besar dalam program pengembangan (KF-21 Boramae),” kata Senior Manager & Chief KFX Joint Development Management Team Lee Sung-il di kantor KAI, Sacheon, Korea Selatan, 2 Juni 2023.
2. Jawaban dari Jakarta atas Tagihan Itu
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menegaskan bakal menyelesaikan persoalan tunggakan utang Indonesia dalam proyek kerja sama jet tempur KF-21 Boramae. “Saya kira akan selesai dalam waktu dekat karena ini suatu keputusan presiden,” kata Prabowo pada 6 Juli 2023.
Yang ditunjuknya, Presiden Joko Widodo, pada 11 Juli 2023, hanya merespons dengan mengatakan, “Mengenai KFX nanti saya tanyakan ke Menteri Keuangan statusnya sampai di mana.”
3. Penjelasan PT Dirgantara Indonesia
PT Dirgantara Indonesia memberi klarifikasi perihal kerja sama Indonesia-Korea Selatan untuk KF-21 Boramae. Sekelompok insinyur PT DI memang silih berganti dikirim ke Korea Selatan sejak September 2016 lalu tapi mereka dilibatkan terbatas dalam sebagian desain dan analisis.
“Kerja sama antara RI dan ROKG (Republic of South Korea Government) di mana PT DI ditunjuk sebagai industrial participation oleh pemerintah melalui Kementerian Pertahanan," tutur Juru bicara PT Dirgantara Indonesia, Kerry Apriawan, pada 26 Juli 2022.
4. Gambaran Keberadaan Insinyur KF-21 Boramae Asal Indonesia di Korea
Disebutkan kalau per Juli 2022 itu PT DI total telah mengirim sekitar 200 insinyur ke Korea Aerospace Industries (KAI) untuk transfer teknologi atau TOT. Pengiriman sempat terhenti selama pandemi Covid-19. “Pulang Maret 2020, dan baru berangkat lagi Agustus 2021,” kata Juru bicara PT Dirgantara Indonesia, Kerry Apriawan, saat itu.
Sebelumnya, prototipe pertama KF-21 Boramae hanya digunakan untuk uji kecepatan. Prototipe kedua digunakan untuk mengevaluasi kapasitas beban struktural pesawat. Foto : Twitter
Dia sambil menambahkan kalau saat yang sama sebanyak 39 insinyur sedang berada di KAI, "Terdiri dari 37 engineer PT DI dan 2 tes pilot TNI AU.”
5. KF-21 Boramae Sukses Terbang Perdana
Sepekan sebelum penjelasan dari PT DI tersebut, KF-21 Boramae sukses uji terbang perdana. Itu mendapat sambutan hangat termasuk dari Indonesia.
Pemerintah Korea Selatan melukiskan keberhasilan terbang perdana KF-21 Boramae sebagai kulminasi dari 22 tahun perjalanan membangun pesawat tempur asli Korea. Suksesnya uji terbang perdana membuat Korea Selatan menjadi negara ke-8 di dunia yang mengembangkan jet tempur supersonik sendiri.