Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Kesuksesan uji terbang perdana bakal jet tempur supersonik pertama Korea Selatan, KF-21 Boramae, sepekan lalu mendapat sambutan hangat termasuk di Indonesia. Sebagian media di Tanah Air menyebut KF-21 berada dalam program kerja sama pengembangan jet tempur Korea Selatan dan Indonesia. Gambar bendera Merah Putih memang bersanding dengan bendera Korea Selatan di bawah kokpit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Juru bicara PT Dirgantara Indonesia, Kerry Apriawan, memberi klarifikasinya perihal jet tempur supersonik KF-21 dan peran sekelompok insinyur PT DI yang silih berganti dikirim Korea Selatan selama lebih dari lima tahun belakangan ini. Menurutnya, para engineer PT DI dilibatkan terbatas dalam sebagian desain dan analisis dari burung raptor besi asal negeri ginseng tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kerry menjelaskan, pengiriman mereka ke Korea untuk transfer teknologi (TOT) pembuatan pesawat tempur bersama Indonesia-Korea dengan kode KFX/IFX. Saat ini KFX berganti nama menjadi KF-21 Boramae. “Kerja sama antara RI dan ROKG (Republic of South Korea Government) di mana PT DI ditunjuk sebagai industrial participation oleh pemerintah melalui Kementerian Pertahanan," tutur Kerry kepada Tempo.co, Selasa 26 Juli 2022.
Kerry mengatakan, PT DI total telah mengirim sekitar 200 insinyur-nya ke Korea Aerospace Industries (KAI) untuk mengikuti TOT itu sejak September 2016. Pengiriman sempat terhenti selama pandemi Covid-19.
“Pulang Maret 2020, dan baru berangkat lagi Agustus 2021,” kata dia sambil menambahkan kalau saat ini 39 orang yang sedang berada di KAI, "Terdiri dari 37 engineer PT DI dan 2 tes pilot TNI AU.”
Sementara, Pemerintah Korea Selatan melukiskan keberhasilan terbang perdana KF-21 Boramae sebagai kulminasi dari 22 tahun perjalanan membangun pesawat tempur asli Korea. Suksesnya uji terbang perdana membuat Korea Selatan menjadi negara ke-8 di dunia yang mengembangkan jet tempur supersonik sendiri.
Bakal jet tempur supersonik Korea Selatan, KF-21 Boramae, saat uji terbang perdana, Selasa 19 Juli 2022. Facebook Republic of Korea Air Force
Korea Selatan bergabung dengan Amerika Serikat, Rusia, Cina, Jepang, Prancis, Swedia, dan konsorsium Eropa terdiri dari Inggris, Italia dan Spanyol. "Ini adalah capaian besar dalam usaha kemandirian pertahanan bangsa dan titik balik dalam ekspansi ekspor bidang pertahanan," bunyi bagian pernyataan dari Kantor Kepresidenan Korea Selatan pada Rabu, 20 Juli 2022.
KAI merencanakan total 2.200 sorti uji terbang sebelum pesawat akan diproduksi massal mulai 2026. Mereka akan membuat enam prototipe dan menuntaskan seluruh pengembangan dan ujinya terlebih dulu sebelum KF-21 diharap paripurna sebagai sebuah pesawat tempur multiperan dari misi udara-ke-udara dan udara-ke-permukaan.