Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kelelawar pengisap da-rah- dikenal memiliki kemam-puan pen-ciuman yang ta-jam. Indra- mamalia ini seperti sinar inframerah yang mende-teksi korbannya di kege-lapan ma-lam. Dan se-ce-pat kilat, hewan yang men-ja-di lambang vampir ini lang-sung meng-isap darah kor-ban-nya.
Kini para ahli menemukan kemampuan lain dari kelela-war jenis ini. "Hewan- ini ter-nya-ta juga memiliki pende-ngaran yang sangat- baik," kata Lutz Wiegrebe, ahli neu-ro-biologi dari Universitas Ludwig-Maxi-mi-lians, Munich, Jer-man. Menurut- dia, hewan ini me-miliki sel otak yang secara khusus mam-pu menangkap embusan na-pas korbannya dari jarak jauh. Hasil riset tim ini dipublikasikan di jurnal BMC Biology edisi 22 Juni.
Manusia,- kata Wie-gre-be, juga tidak bebas dari serang-an kelelawar ini. "Ada la-poran ma-nusia digi-git oleh hewan ini pada malam hari," ujarnya. Sejumlah ahli sejauh ini belum bersepakat- apakah meng-ubah dengus napas dapat men-jadi cara untuk menghindari serangan ini.
Katak Tebu Ancam Australia
Negara Bagian Austra-lia Barat kini kewalahan meng-hadapi serbuan katak te-bu. Bukan apa-apa-, populasi- hewan amfibi- ini mencapai 100 juta dan ba-risan-nya mulai mendekati- pinggiran kota Darwin di Northern Territory. Mereka- meminta izin pemerintah fe-deral di Canberra untuk men-datangkan militer guna -meng-usir kodok tersebut.
Tahun 1930-an, katak yang- memiliki ukuran tubuh be-sar- dan kulitnya ber-kutil itu didatangkan dari Hawaii untuk- memusnahkan kumbang tebu. Namun spesies itu kini membawa dam-pak yang menghancurkan kehi-dupan liar asli di pedalam-an Aus-tralia yang sebagian -besar tidak berpenghuni. Me-mang, kodok ini memiliki- racun yang begitu keras, sehingga bisa mematikan buaya-, ular, dan pemangsa- lain. Nah, -untuk mengurangi- populasinya-, pemerintah- kini mengatur rencana. Se-orang anggota parlemen fede-ral Australia mengusulkan agar warga memukuli kodok itu de-ngan stik golf atau pemukul kriket. Namun kelompok penyayang satwa menolaknya dan meng-usul-kan katak ini dimasukkan ke lemari pembe-ku hingga mati.
Kapal Nuh Ala Norwegia
Sinetron berjudul Kiamat Sudah Dekat yang disutradarai Deddy Mizwar masih ditayangkan stasiun televisi. Di Norwegia, pemerintahnya kini benar-benar menyiapkan diri jika hari kiamat itu tiba. Senin pekan lalu, mereka mulai membangun ruangan di kawasan pegunungan Artik, yang tidak jauh dari Kutub Utara. Dalam upacara pemancang-an, Perdana Menteri Norwegia mengundang koleganya dari Swedia, Denmark, Finlandia, and Islandia.
Proyek yang dinamakan- Penampungan Benih Dunia- berupa gudang berbentuk kubah untuk menyimpan biji-bijian tumbuhan yang pernah ada di dunia. Biji itu dicadangkan bagi generasi masa depan jika terjadi bencana global atau kiamat. Untuk menahan guncangan, ku-bah berpendingin di Pulau Svalbard itu dikelilingi din-ding beku dan dilindungi- pintu anti-ledakan serta kunci khusus.
Ruangan itu dirancang menyimpan sekitar 3 juta biji- unik yang saat ini ada di berbagai tempat penyimpanan- dunia. Menteri Pertanian Nor-wegia Terje Riis-Johansen mengatakan, ruangan itu dapat disebut sebagai kapal Nabi Nuh yang akan menyelamatkan biji-bijian bila suatu ketika dunia tersapu habis oleh hama tanaman, perang nuklir, atau perubah-an iklim. Kepulauan Svalbard yang letaknya 300 mil dari Kutub Utara sengaja- di-pilih karena lokasinya jauh dari sumber bencana dan petaka, serta memiliki iklim dingin. "Ini bakal me-lin-dungi biji-bijian itu," kata Menteri Luar Negeri Norwegia. Ada-ada saja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo