Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Liga Indonesia

David da Silva Pecahkan Rekor Gol Striker Legendaris Persib Sutiono Lamso, Siapa Dia?

Sutiono Lamso adalah salah satu striker legendaris Persib Bandung yang berkarier di era 1990-an. Lahir di Purwokerto pada 19 Agustus 1966.

27 Mei 2024 | 13.39 WIB

Pemain Persib Bandung David Da Silva (kiri) merayakan gol yang dicetkanya ke gawang Persija Jakarta melalui titik penalti di laga BRI Liga 1 di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung, Jawa Barat, 9 Maret 2024. Dalam big match tanpa penonton ini Persib mengalahkan Persija dengan skor 2-1. TEMPO/Prima Mulia
Perbesar
Pemain Persib Bandung David Da Silva (kiri) merayakan gol yang dicetkanya ke gawang Persija Jakarta melalui titik penalti di laga BRI Liga 1 di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung, Jawa Barat, 9 Maret 2024. Dalam big match tanpa penonton ini Persib mengalahkan Persija dengan skor 2-1. TEMPO/Prima Mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pada pertandingan final Championship Series Liga 1 yang digelar pada 26 Mei 2024, Persib Bandung berhasil mengalahkan Madura United dengan skor telak 3-0. Kemenangan ini diperoleh berkat penampilan gemilang dari David da Silva, yang berhasil mencetak dua gol (brace) dalam pertandingan tersebut.

David da Silva, striker Persib Bandung, berhasil memecahkan rekor gol yang sebelumnya dipegang oleh Sutiono Lamso, striker legendaris Persib Bandung yang pernah mencatatkan rekor gol terbanyak untuk klub tersebut dalam satu musim kompetisi.

Seperti diketahui, pencetak gol terbanyak Persib dalam satu musim awalnya dipegang oleh Sutiono Lamso (LI 1994/1995) dan Sergio van Dijk (ISL 2013), dengan mencetak 21 gol. Rekor ini bertahan cukup lama sebelum akhirnya dipecahkan oleh David da Silva yang sementara mencetak 29 gol musim ini. Sutiono juga pemegang rekor pencetak gol terbanyak Persib di Liga Indonesia dengan total 41 gol.

Sutiono Lamso adalah salah satu nama yang tak terlupakan dalam sejarah sepak bola Indonesia, khususnya bagi Persib Bandung. Lahir di Purwokerto pada 19 Agustus 1966, Sutiono tumbuh menjadi salah satu striker terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Kariernya di dunia sepak bola dimulai dengan bergabung bersama Pro Duta FC, sebelum akhirnya menjadi bintang di Persib Bandung.

Sutiono bergabung dengan Persib Bandung pada tahun 1988, dan selama lebih dari satu dekade, ia menjadi pilar utama lini serang klub tersebut. Kariernya di Persib penuh dengan prestasi, baik secara individu maupun tim. Salah satu prestasi terbesar Sutiono adalah membawa Persib meraih dua gelar juara Perserikatan pada musim 1989-90 dan 1993-94, serta satu gelar juara Liga Indonesia pada musim 1994-95.

Keberhasilan Persib meraih gelar juara Liga Indonesia 1994-95 adalah salah satu momen paling bersejarah dalam karier Sutiono. Pada final melawan Petrokimia Putra, Sutiono mencetak gol tunggal yang memastikan kemenangan Persib 1-0. Gol ini tidak hanya mengantarkan Persib menjadi juara, tetapi juga mengukuhkan Sutiono sebagai pahlawan di mata para bobotoh.

Selain prestasi bersama tim, Sutiono juga meraih berbagai penghargaan individu. Pada musim 1993-94, ia dinobatkan sebagai pemain terbaik, sebuah penghargaan yang mencerminkan kontribusinya yang luar biasa bagi tim. Tidak hanya itu, Sutiono juga menjadi pencetak gol terbanyak pada musim 1994-95 dengan koleksi 21 gol. Prestasi ini bertahan sebagai rekor selama hampir tiga dekade sebelum akhirnya dipecahkan oleh striker Persib saat ini, David da Silva.

Sutiono dikenal dengan gaya bermain yang efisien dan kemampuan mencetak gol yang tinggi. Keahliannya dalam menemukan posisi yang tepat di kotak penalti dan penyelesaian akhir yang klinis membuatnya menjadi striker yang ditakuti lawan. Inspirasi Sutiono dalam bermain sepak bola datang dari Marco van Basten, striker legendaris asal Belanda. Ia mengidolakan Van Basten dan sering kali mencoba meniru gaya bermain idolanya tersebut di lapangan.

Sebagai seorang pemain yang berhasil membawa banyak prestasi bagi klub, Sutiono telah menginspirasi banyak pemain muda untuk mengikuti jejaknya. Sosoknya yang rendah hati dan dedikasinya pada sepak bola menjadikan Sutiono sebagai contoh teladan bagi generasi pemain yang lebih muda.

Setelah pensiun sebagai pemain, Sutiono tetap aktif di dunia sepak bola, meskipun tidak lagi sebagai pemain. Ia sering terlibat dalam kegiatan sepak bola lokal dan nasional, serta menjadi sumber inspirasi bagi banyak pemain muda. Komitmen Sutiono untuk memajukan sepak bola Indonesia menunjukkan bahwa kontribusinya tidak berhenti setelah ia gantung sepatu.

MYESHA FATINA RACHMAN I RANDY FAUZI FEBRIANSYAH I NURDIN SALEH

Pilihan Editor: Madura United Kalah 0-3 dari Persib Bandung di Leg Pertama Final Liga 1, Apakah Cedera Jaja Ikut Berperan?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus