Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketika Manchester United mencetak gol pada detik ke-81 dalam pertandingan pertama Ruben Amorim sebagai pelatih kepala, komentator Sky Sports Peter Drury menggambarkan momen itu sebagai utopis. Amorim sendiri nyaris tidak merayakan tendangan jarak dekat Marcus Rashford dan hanya menyesap air dari botolnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pelatih asal Portugal itu tahu betul bahwa masih ada jalan panjang yang harus ditempuh Manchester United untuk membalikkan keadaan. Tidak hanya dalam permainan, tetapi juga dalam perjalanan untuk meraih kembali kesuksesan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ipswich berjuang menyamakan kedudukan dan akhirnya bisa memaksa hasil imbang 1-1 dalam lanjutan Liga Inggris di Portman Road. Di tengah euforia suporter menyambut kedatangannya, Amorim diberi kesempatan melihat dari dekat seberapa banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memperbaiki performa klub musim ini.
Mantan kapten United Roy Keane mengatakan bahwa, terlepas dari pembicaraan soal dampak kebangkitan klub atas kehadiran Amorim, mantan pelatih Sporting CP itu nyatanya mewarisi skuad yang tak cukup bagus dari era Erik Ten Hag. "Semuanya sangat positif sebelum pertandingan, tetapi ketika dimulai, semuanya sama saja. Ini dapat diprediksi dan benar-benar kurang berkualitas,” ujar Keane kepada Sky Sports.
Amorim, yang mengesankan bersama Sporting di Portugal, meyakinkan Dewan Manchester United untuk menunjuknya sebagai pelatih baru setelah pemecatan Erik ten Hag. Ia mendapat sambutan meriah dari para penggemar United setelah peluit akhir berbunyi. Namun, mereka tahu kesabaran diperlukan. Pelatih berusia 39 tahun itu baru berlatih beberapa hari dengan skuad yang tidak lengkap karena jeda internasional.
Amorim mengakui bahwa, untuk menyampaikan filosofinya, termasuk sistem 3-4-3 kepada para pemain, tidak akan menjadi proses yang mulus. "Saya belajar hari ini bahwa ini liga yang sulit," kata Amorim, yang membawa Sporting meraih gelar juara Portugal musim lalu. "Saya pikir para pemain saya terlalu banyak berpikir selama pertandingan. Anda bisa merasakannya. Kami memulai permainan seperti ini, mencetak satu gol tetapi kemudian Anda harus mengendalikan tempo permainan.”
“Sejak awal, para pemain akan mengalami masalah, terkadang bingung, tetapi kita harus mencari ide-ide baru dan mencoba menjadi lebih baik tahun depan. Kami akan mempelajari banyak hal tentang para pemain, tetapi akan membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikannya,” ucap Amorim.
Statistik, menurut Opta, menunjukkan bahwa para pemain Manchester United berlari sejauh 102 km saat melawan Ipswich. Total luasan lari terendah kedua Manchester United musim ini. Kondisinya sangat kontras dengan Sporting CP yang mampu bermain dinamis, dalam tempo cepat dan berenergi tinggi saat mengalahkan Manchester City di Liga Champions.
"Mereka sedikit bingung, tetapi kami baru berlatih selama dua hari. Kami harus memahami data untuk melihat apa yang terjadi dalam pertandingan. Kami harus jauh lebih baik secara fisik,” ucap Amorim.
Ruben Amorim mengaku ingin fokus sepenuhnya untuk membantu Manchester United memperbaiki posisi dari posisi ke-12 klasemen Liga Inggris saat ini. ”Situasinya benar-benar sulit bagi semua orang. Saya ingin bekerja dengan para pemain saya dan tidak lebih, tetapi saya mengerti bahwa ini adalah permainan sepak bola di Inggris berbeda,” ucap dia.
REUTERS | SKYSPORTS