Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih Manchester United, Ruben Amorim, menilai para penggemar berhak mendapatkan yang lebih baik dari tim. Hal itu ia katakan setelah hasil imbang 1-1 dengan Arsenal dalam lanjutan Liga Inggris di Old Trafford, Minggu, 10 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Laga pekan ke-28 Liga Inggris ini diawali dengan protes dari beberapa ribu pendukung di luar Old Trafford. Mereka, sebagian besar mengenakan pakaian hitam, berbaris ke stadion sebagai bentuk protes terhadap kepemilikan klub, yang telah dikritik karena penampilan buruk tim di lapangan serta langkah mereka menaikkan harga tiket dan mem-PHK sejumlah pekerjaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para suporter itu meneriakkan yel-yel dan membawa spanduk, salah satunya bertuliskan, “Love United, Hate Glazers,” merujuk pada pemilik United asal Amerika Serikat, keluarga Glazer. Diorganisasikan oleh organisasi penggemar The 1958, protes tersebut menandai lebih dari setahun sejak miliarder Inggris Jim Ratcliffe mencapai kesepakatan untuk membeli 25 persen saham klub.
Apa kata Ruben Amorim soal protes itu? “Klub ini tidak akan pernah mati, itu sudah jelas. Anda bisa merasakannya di jalanan. Ini adalah bisnis yang besar dan mungkin semua penggemar di liga ini terkadang merasa lebih sulit untuk pergi ke pertandingan dan membayar tiket,” kata dia.
Ia mengakui, hasil yang diraih dalam laga itu tak memuaskan. “Kami ingin memberikan mereka banyak. Di masa depan, kami tidak akan bermain seperti itu,” kata Amorim.
Pelatih Portugal itu telah mengatakan sebelum pertandingan dimulai bahwa ia berharap timnya “akan menggunakan energi” dari kerusuhan suporter. Namun, ia sangat kecewa setelah hasil imbang, terutama dengan babak pertama ketika United berada di bawah tekanan dan lebih banyak bertahan. “Itu hanya blok rendah, itu hanya cara untuk memberikan bola kepada lawan,” katanya.
Namun, Amorim juga melihat sisi positif dari timnya. “Semangat untuk mengikuti rencana, untuk bersama, itu adalah hal yang bagus. Ini adalah contoh untuk masa depan, tetapi saya hanya melihat blok rendah, dan Anda bisa merasakannya sedikit, rasa frustrasi para penggemar kami di babak pertama,” kata dia.
Amorim ditanya mengapa timnya, yang mengalahkan Manchester City 2-1 pada bulan Desember dan bermain imbang dengan pemuncak klasemen Liverpool 2-2 pada bulan Januari, cenderung bermain baik melawan tim yang lebih baik. “Saya tidak tahu. Mungkin, dalam pertandingan-pertandingan itu, sedikit lebih bisa diterima untuk bermain di blok rendah, dan itu bisa sangat membantu kami,” kata dia.
Ia berharap timnya bisa lebih agresif. “Melawan tim lain, kami harus terus maju. Itulah mengapa sulit di sini. Terkadang Anda harus menekan tinggi, itu lebih sulit, terkadang karakteristik para pemain tidak ada untuk melakukan itu,” kata dia.
Kapten United, Bruno Fernandes, mencetak satu-satunya gol bagi timnya dari tendangan bebas langsung yang brilian sebelum turun minum. “Saya pikir (Fernandes) terus melangkah maju,” kata Amorim. “Terkadang dia bisa menunjukkan rasa frustrasi di beberapa momen yang bisa menyakitinya lebih dari siapa pun, dan saya mengerti itu, rasa frustrasi yang dia ingin menangkan.”
Ia senang dengan peran dan sumbangan kaptennya ini. “Namun ia selalu siap sedia, selalu ada untuk bermain di berbagai posisi saat kami membutuhkannya, terkadang sebuah gol, tendangan bebas dan asis selalu ada. Dia adalah contoh yang sangat baik bagi para pemain lainnya,” kata dia.
Manchester United hanya menang sekali dari lima laga terakhirnya. Kini mereka masih terpuruk di posisi ke-14 klasemen dan hampir pasti gagal lolos ke Liga Champions musim depan.
REUTERS