Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Klub Liverpool Tom Werner menuntut permintaan maaf Kementerian Olahraga Prancis soal insiden kekisruhan suporter yang terjadi pada final Liga Champions di Stade de France, Paris, akhir pekan lalu. Menurut dia, pemerintah Prancis bertanggung jawab atas masalah yang membuat kick-off partai final tertunda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pertandingan di Stade de France, yang dimenangkan Real Madrid 1-0, ditunda lebih dari setengah jam setelah polisi mencoba menahan orang-orang yang mencoba memaksa masuk ke dalam stadion. Beberapa penggemar, termasuk anak-anak, ditembak dengan gas air mata oleh polisi anti huru-hara Prancis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada hari Senin, Menteri Olahraga Prancis Amelie Oudea-Castera mengatakan bahwa masalah tersebut muncul setelah penggemar Liverpool tanpa tiket yang sah berusaha masuk. Ia menuduh klub asal Kota Merseyside itu membiarkan pendukungnya menggunakan tiket palsu tersebut.
Bahkan, Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin, menilai telah terjadi penipuan tiket dalam skala besar. Ia menuding Liverpool telah membiarkan para pendukungnya menggunakan tiket kertas, bukan tiket elektronik, yang memungkinkan kemungkinan penipuan tersebut.
Menteri Gerald menaksir setidaknya lebih dari dua pertiga tiket yang diberikan oleh sekitar 62 ribu pendukung Liverpool adalah palsu. "Saya ingin mengatakan sekali lagi bahwa keputusan yang diambil mencegah adanya korban atau cedera serius," kata Darmanin kepada wartawan setelah mengadakan pertemuan darurat pada Senin kemarin, dikutip dari Reuters.
Werner menilai komentar pejabat pemerintah Prancis tidak bertanggung jawab, tidak profesional, dan merugikan penggemar. "Final Liga Champions UEFA seharusnya menjadi salah satu tontonan terbaik dalam olahraga dunia. Sebaliknya, final di Paris menjadi salah satu yang menampilkan sistem keamanan terburuk," kata Werner seperti dikutip oleh surat kabar Liverpool Echo.
"Atas nama semua penggemar yang mengalami mimpi buruk ini, saya menuntut permintaan maaf dari Anda, dan jaminan bahwa otoritas Prancis dan UEFA mengizinkan penyelidikan yang independen dan transparan untuk dilanjutkan," ujar dia menambahkan.
UEFA telah menugaskan penyelidikan independen atas insiden tersebut. Sedangkan, Oudea-Castera mengatakan pemerintah Prancis akan membuat laporan dalam waktu 10 hari. Dalam sebuah wawancara, dikutip dari situs Liverpool, CEO Billy Hogan mengatakan pihaknya meninjau opsi hukum yang tersedia untuk membela kepentingan para pendukung.