Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih Manchester City Pep Guardiola memberikan klarifikasi atas komentarnya usai timnya gagal memetik kemenangan dan hanya bisa memetik satu poin saat menjamu Feyenoord pada pertandingan kelima Liga Champions, Rabu dinihari WIB, 27 November 2024. Ketika itu The Citizens unggul lebih dulu tiga gol sebelum akhirnya disamakan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hadir dalam konferensi pers usai laga, Guardiola muncul dengan luka di hidung dan goresan di bagian atas kepalanya. Ketika ditanya mengenai cedera tersebut, pelatih asal Spanyol itu menjawab dengan menunjukkan gerakan cepat di hidung. "Ya, kuku saya. Di sini," ucapnya. "Saya ingin melukai diri sendiri," kata dia menambahkan sambil tersenyum.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pernyataan Guardiola tentang melukai diri sendiri telah memicu diskusi mengenai pentingnya menjaga kesehatan mental, terutama di dunia olahraga yang penuh tekanan. Langkahnya memberikan klarifikasi dan menyarankan jalur bantuan mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak.
Guardiola sendiri dikenal sebagai pelatih yang sangat perfeksionis dan selalu menuntut hasil maksimal dari timnya. Namun, tekanan besar dalam menghadapi ekspektasi tinggi kini tampaknya turut memengaruhi performa tim secara keseluruhan.
Pernyataannya itu mengundang perhatian publik yang kemudian direspons Guardiola. Melalui unggahannya di media sosial X, dia menjelaskan bahwa komentarnya itu tidak dimaksudkan untuk meremehkan isu serius mengenai melukai diri sendiri. Ia mengungkapkan bahwa cedera di wajahnya itu disebabkan oleh kuku jarinya yang tajam secara tidak sengaja.
“Saya terkejut dengan pertanyaan di akhir konferensi pers tadi malam tentang luka di wajah saya dan menjelaskan bahwa kuku saya yang tajam secara tidak sengaja menyebabkan hal ini,” tulis dia.
“Jawaban saya sama sekali tidak dimaksudkan untuk meremehkan masalah serius tentang melukai diri sendiri. Saya tahu banyak orang menghadapi masalah kesehatan mental setiap hari, dan saya ingin memanfaatkan momen ini untuk menyoroti salah satu cara orang dapat mencari bantuan, yakni dengan menghubungi Samaritans hotline di 116 123 atau mengirim email ke [email protected].”
Guardiola saat ini tengah menghadapi salah satu periode terburuk dalam karier kepelatihannya. Tim asuhannya Manchester City telah menderita lima kekalahan beruntun di semua kompetisi, sebuah catatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah era kepelatihannya.
Puncaknya terjadi ketika City gagal mempertahankan keunggulan 3-0 hingga menit ke-75 dalam laga melawan Feyenoord, yang akhirnya berakhir dengan skor imbang 3-3. Berdasarkan data Opta, tidak ada tim dalam sejarah Liga Champions yang sebelumnya kehilangan keunggulan tiga gol di menit tersebut dan gagal memenangkan pertandingan.
Kondisi ini semakin diperburuk oleh kekalahan telak 0-4 dari Tottenham Hotspur di Etihad Stadium pada akhir pekan lalu. Tantangan besar berikutnya menanti City, dengan jadwal tandang menghadapi pemuncak klasemen Liga Premier, Liverpool, pada Minggu mendatang.