Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Upiak menjadi panggilan kesayangan baru Arini di film Love For Sale 2. Karakter yang diperankan oleh Della Dartyan ini, menawarkan sisi Arini yang lebih humanis, lengkap dengan perasaannya yang diekspresikan dalam film ini. Kisah yang disajikan pun berbeda dengan pendekatan kultur Minang yang begitu dominan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Kami memang menyuguhkan cerita yang berbeda dari Love For Sale sebelumnya. Cerita kali ini lebih mengangkat soal kisah keluarga, sehingga segmen penontonnya pun akan lebih luas," ujar Sutradara Andibachtiar Yusuf atau Ucup, di CGV Grand Indonesia, Kamis, 17 Oktober 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kultur Minang yang ditonjolkan dalam film ini, tak lepas dari latar Ucup sebagai putra Minang kelahiran Jakarta. Di awal film ini, Ucup menyuguhkan pesta pernikahan Sumatera Barat yang gemerlap dengan warna emas dan merah, juga musik meriah. Tidak ketinggalan tari piring, serta obrolan khas tentang perjodohan anak di tengah pesta.
Hanya sedikit gemerlap adat Minang yang ditonjolkan dari film ini. Namun, Ucup menonjolkan tradisi Minang yang begitu mengakar di tiap karakter pemain dalam film Love For Sale 2. Mulai dari karakter Rosmaida seorang ibu yang agamis, diperankan oleh Ratna Riantiarno, hingga kultur penyelesaian masalah secara bersama, khas orang Minang.
Tradisi makan bersama begitu ditonjolkan, setidaknya ditemukan banyak scene makan sambil berdiskusi dalam film ini. Makanan yang disuguhkan pun tidak lepas dari masakan Minang, seperti rendang, sate padang, gulai tambusu, dan sop kambing.
Ucup berujar, kebersamaan dalam keluarga banyak dilakukan saat makan. Ia menonjolkan kebersamaan lewat makan sambil berdiskusi, bahkan berdebat. "Diplomasi paling betul di atas meja makan, kulturnya orang Melayu memang kultur makan, dan semua masalah selesai ketika makan, itu yang mau ditunjukan dalam film ini," tutur dia.
Selain kultur makan, di film ini juga ditonjolkan peran seorang paman khas keluarga Minang dalam setiap penyelesaian masalah. Film ini terasa begitu Minang, namun Ucup juga menggambarkan alkulturasi budaya dengan sedikit menggunakan bahasa Minang dalam dialognya dan kehidupan Ican (Adipati Dolken) sebagai pria Minang modern yang hidup di Jakarta.
Dari segi cerita, kisah ini cukup segar dengan alur dan lakon yang berbeda degan film sebelumnya. Di film ini, porsi Arini sebagai sosok yang ternyata memiliki perasaan, cukup diperlihatkan. "Aku akhirnya diberi kesempatan untuk membuka Arini, jiwanya tersentuh oleh keluarga," ujar Della Dartyan. Dalam kisah sebelumnya, Arini digambarkan sebagai wanita penjerat cinta yang tega menghilang, meninggalkan Richard (Gading Marten) tanpa pesan.
Dalam teknis pengambilan gambar dan suara, film Love For Sale 2 dapat dikatakan tidak sebaik film sebelumnya. Hasil film tersebut memperlihatkan beberapa permasalahan teknis seperti dubbing suara yang tidak pas dan juga editing di beberapa scene, salah satunya di halte yang terlihat kurang rapih.
Di Love For Sale sebelumnya, pengambilan gambar terlihat rapih dengan warna film yang stabil. Di sekuelnya kali ini, terlihat pengerjaan film yang terburu-buru hingga masih terlihat hal kecil yang seharusnya terjaring saat editing. Padahal, kisah di film ini begitu menarik dan berpotensi mendapatkan banyak penghargaan seperti Love For Sale sebelumnya.
Sama dengan Love For Sale sebelumnya, di bagian akhir Ucup memberikan teka-teki kisah Arini. Ia tidak mau memberi bocoran, apakah kisah tersebut akan berlanjut atau tidak. "Kita serahkan saja ke penonton, biar penonton yang menilai maksudnya apa," kata Ucup.
Film Love For Sale 2 merupakan film drama percintaan keluarga, kisah yang diangkat begitu terkait dengan permasalahan keluarga urban di Jakarta, saat ini. Film yang dibintangi oleh Della Dartyan, Adipati Dolken, Ratna Riantiarno, Ariyo Wahab, dan Bastian Steel ini, akan diputar di seluruh bioskop di Indonesia pada 31 Oktober 2019.