Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Film Pengkhianatan G30S/PKI karya sutradara Arifin C. Noer mengikuti peristiwa kudeta yang dilakukan Partai Komunis Indonesia (PKI). Film yang tayang pada 1984 ini berdurasi 270 menit dan disponsori langsung oleh pemerintahan Soeharto melalui Perusahaan Pembuatan Film Nasional (PPFN). Dilansir jurnal Archipel edisi 2018, selama masa Pemerintahan Orde Baru, film yang ditulis Nugroho Notosusanto ini wajib ditayangkan di layar televisi setiap 30 September malam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut istri dari sutradara Pengkhianatan G30S/PKI ini, Jajang C. Noer, saat mencari pemain film, Arifin menyebar para asisten produksi untuk mencari orang mirip dengan wajah tokoh yang akan diperankan. Para asisten mencari ke berbagai tempat yang banyak dikunjungi orang, seperti masjid dan gereja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Dari situlah cara mencari aktor. Pertama cari dulu wajah yang mirip,” tutur istri Arifin, pada 23 September 2017.
Setelah melakukan pencarian panjang, Arifin memilih tiga pemeran utama untuk film Pengkhianatan G30S/PKI. Adapun, pemeran utama yang berhubungan dengan peristiwa bersejarah tersebut diperankan oleh Umar Kayam sebagai Presiden Soekarno, Amoroso Katamsi menjadi Soeharto, dan Syu’bah Asa memainkan DN Aidit.
1. Umar Kayam
Umar Kayam lahir pada 30 April 1932, di Ngawi, Jawa Timur yang merupakan dosen Universitas Gadjah Mada, sosiolog, dan pengarang ternama. Saat dimintai tawaran oleh Arifin, Ia tidak mengelak. Bahkan, ia harus berangkat ke Bogor untuk pengambilan gambar tanpa sempat mempelajari sosok Soekarno secara mendalam. Ia juga tidak melihat film dokumenter Soekarno atau membaca tulisan Presiden Indonesia pertama itu. Ia melakukan riset sosok Soekarno melalui para pelayan di Istana Bogor. Kemudian, pada 16 Maret 2000, ia menghembuskan napas terakhirnya pada 16 Maret 2002 di Yogyakarta.
Amoroso Katamsi. youtube.com
2. Amoroso Katamsi
Amoroso Katamsi lahir pada 21 Oktober 1940 di Jakarta yang perannya dalam Pengkhianatan G30S/PKI paling banyak disorot. Amoroso mengungkapkan, “Porsinya lebih banyak dibandingkan dengan yang lain.”
Amoroso juga mengaku untuk memerankan Soeharto, ia mempelajari tulisan dan mengamatinya. Namun, ia tetap menemukan kesulitan.
“Gejolak emosional Pak Harto hampir-hampir tidak tampak,” kata Amoroso dalam artikel Pengkhianatan Bersejarah dan Berdarah di Majalah Tempo edisi 7 April 1984.
Amoroso juga terganggu dengan pergumulan pertanyaan-pertanyaan di dirinya, "Apakah permainan saya sudah tepat?" Namun, akhirnya, Amoroso dapat berkata, “Ketika berhadapan dengan kamera, saya merasa sebagai Pak Harto, bukan imitasi Pak Harto.”
3. Syu’bah Asa bin Sanusi
Syu’bah Asa lahir pada 21 Desember 1941 di Pekalongan yang memerankan DN Aidit dalam Pengkhianatan G30S/PKI. Saat memerankan Aidit, ia kerap mengobrol semalam suntuk dengan seseorang yang dirahasiakan identitasnya. Ia asyik menggali dan meniru kelakuan sang Ketua PKI tersebut. Namun, ia merasa aktingnya sebagai Aidit kurang meyakinkan. Kemudian, pada 24 Juli 2011, wartawan Tempo ini meninggal dunia di Pekalongan.
RACHEL FARAHDIBA R | NAOMY A. NUGRAHENI | SYAFIUL HADI | KODRAT