Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Film Pengkhianatan G30S/PKI merupakan film propaganda yang menampilkan sudut pandang dari rezim Orde Baru terhadap peristiwa 30 September 1965 dan 1 Oktober 1965 di Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Film garapan Arifin C. Noer ini dirilis pada 1984 yang telah melalui proses pembuatan tidak mudah, tetapi terbayarkan karena ditonton banyak orang. Adapun, serba-serbi film Pengkhianatan G30S/PKI dalam proses pembuatan sampai penayangan sebagai berikut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Membuat Film dengan Sungguh-Sungguh
Sang istri kala itu, Jajang C. Noer, menceritakan tentang Arifin yang menggarap film Pengkhianatan G30S/PKI dengan sungguh-sungguh.
“Mas Arifin tidak sembrono dalam membuat film. Dia selalu detail,” kata Jajang, pada 23 September 2017.
Riset
Jajang menyampaikan, Arifin dan tim menghabiskan waktu sekitar dua tahun untuk melakukan riset dan produksi Pengkhianatan G30S/PKI. Arifin membuat film tersebut atas dasar cinta kepada bangsa dengan riset dan data yang sulit. Dengan kesulitan ini, pembuatan film bertema sejarah kala itu merupakan hal yang berat.
“Data yang dipakai adalah data yang ada pada saat itu,” ujar Jajang.
Pencarian Pemain
Pencarian pemain film cukup sulit karena Arifin menggunakan aktor-aktor yang kurang terkenal. Saat mencari pemeran film, Arifin menyebar asisten-asisten produksi untuk mencari orang mirip dengan wajah tokoh yang akan diperankan. Para asisten mencari ke berbagai tempat yang banyak dikunjungi orang, seperti masjid dan gereja.
“Dari situlah cara mencari aktor. Pertama cari dulu wajah yang mirip,” kata Jajang.
Proses Pembuatan Film
Pengkhianatan G30S/PKI melibatkan 120 tokoh dan 10 ribu figuran, selain tokoh Soekarno dan Soeharto. Arifin mengaku bahwa mengurus dan menata casting film ini sangat besar dan sulit.
“Benar-benar gila. Edan!” ungkap Arifin, dalam artikel Pengkhianatan Bersejarah dan Berdarah di Majalah Tempo edisi 7 April 1984.
Menurut istri Arifin, pengambilan gambar film ini cukup lama karena di setiap tempat memakan waktu tidak sebentar. Jajang mengatakan, di setiap rumah jenderal, pengambilan gambar menghabiskan waktu satu minggu
Banyak Detail Penting
Arifin membaca sebanyak mungkin, mewawancarai saksi sejarah, dan mencari properti asli untuk film ini. Akibatnya, film ini kaya detail penting. Film ini memiliki latar yang berpindah-pindah dari Istana Bogor ke rapat-rapat gelap PKI, lalu ke rumah pahlawan revolusi, dan Lubang Buaya. Film ini juga menampilkan sketsa kerawanan ekonomi melalui antre dan kemiskinan.
Sementara itu, kerawanan politik dilukiskan melalui serangan PKI ke masjid di Jawa Timur, guntingan koran, berita radio, dan komentar tajam. Poster Bung Karno juga dan tulisan Manipol Usdek (Manifesto Politik/Undang-Undang Dasar 1945) bertebaran.
Ditonton Banyak Orang
Film Pengkhianatan G30S/PKI adalah salah satu film yang berhasil menyedot penonton terbanyak. Berdasarkan Data Peredaran Film Nasional, karya berdana Rp 800 juta itu menjadi film terlaris pertama di Jakarta pada 1984 dengan jumlah penonton sebanyak 699.282 orang. Secara sinematografi, film ini diakui oleh sejarawan, Hilmar Farid, yang berhasil membuat generasi muda mengira kejadian di masa lalu terjadi seperti dalam film.
RACHEL FARAHDIBA R | SYAFIUL HADI | KODRAT | DIANING SARI