Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Kreativitas Animasi tanpa Henti

Animakini berharap bisa menciptakan lingkungan sehat untuk pertumbuhan animator-animator muda dalam negeri. Acara ini berupaya menyadarkan masyarakat ihwal pentingnya pendidikan kreatif untuk anak-anak dan tantangan masa depan.

18 Desember 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
ANIMAKINI 2022 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 16 Desember 2022. Dokumentasi ANIMAKINI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sajian lima karya animasi pendek menjadi pembuka Animasi Cikini (Animakini) 2022 di Theater Sjumanjaya dan Arsul Sani, Gedung Trisno Sumardjo, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis lalu. Kelima film tersebut merupakan deretan juara dari pergelaran Animakini beberapa tahun sebelumnya.

Salah satunya karya animasi pendek berjudul Si Buncir. Film berdurasi tak sampai lima menit itu menceritakan seorang anak gendut yang sedang mencari ikan di sungai. Dalam perjalanan pulang, ia berjumpa dengan seorang anak perempuan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film animasi Si Buncir. Dokumentasi ANIMAKINI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini



Keduanya berkenalan dan berteman. Anak perempuan itu memperkenalkan Buncir kepada kawan-kawannya. Namun anak-anak lain memperlakukan Buncir dengan buruk. Mereka menyebut Buncir anak dekil dan miskin. Buncir menangis dan berlalu. 

Anak perempuan itu pun memarahi kawan-kawannya. Sadar tindakan mereka salah, mereka lantas mencari Buncir untuk meminta maaf. Buncir yang sedang menangis di pinggir sungai lantas dikejutkan oleh permintaan maaf teman-teman barunya. Mereka pun berteman dan mencari ikan bersama. 

Si Buncir adalah karya Khansa Putri Hakim, mahasiswa animasi Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Karya animasi tersebut sempat ikut dalam Animakini tahun lalu. Hasilnya pun memuaskan. "Terpilih sebagai favorit penonton dan best of the best begitu," kata Khansa kepada Tempo, Kamis lalu. 

Sekarang Khansa berganti peran. Tahun lalu berperan sebagai peserta, kini ia menjadi Ketua Pelaksana Animakini 2022. Animakini merupakan perhelatan karya animasi tahunan dengan peserta pelajar dan mahasiswa yang digelar sejak 2016. Awalnya, Animakini merupakan hasil kerja sama Fakultas Seni Rupa dan Desain IKJ dengan Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Namun, sejak 2019, Animakini ditopang sendiri oleh Fakultas Seni Rupa dan Desain IKJ. 

Khansa mengatakan Animakini tahun ini menerima 135 karya dari 26 kampus serta 14 sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan, termasuk satu perwakilan dari Malaysia. Adapun rangkaian kegiatan Animakini 2022 berjalan mulai Kamis hingga Sabtu lalu. Pengumuman juara dilakukan pada hari terakhir perhelatan Animakini.

"Yang jelas, karya yang diikutkan sangat bagus. Bahkan karya anak SMA/SMK itu enggak kalah dengan mahasiswa," ujar Khansa.

Menurut Khansa, kini ide para peserta lebih matang dan digarap dengan detail. Di atas kertas, kualitas karya peserta Animakini semakin baik saban tahun. 

Khansa mengatakan pembuatan animasi punya tantangan berbeda-beda. Sejumlah animator menganggap masa produksi merupakan pekerjaan paling berat. Namun, menurut pengalaman Khansa, justru fase persiapan produksi merupakan situasi paling genting. 

Ia berkaca pada karya animasi Si Buncir, yang merupakan tugas kuliah Khansa dan kawan-kawan. Saat itu, ia dan kawan-kawannya hanya punya waktu kurang dari dua bulan untuk memproduksi film Si Buncir. "Namun tantangan terbesar ada pada sebelum produksi. Menyatukan gagasan beberapa kepala menjadi satu itu sangat sulit." 

Khansa berharap Animakini bisa menjadi ekosistem bagus bagi calon-calon animator Tanah Air. Sebab, menurut dia, sejatinya animator berbakat di Indonesia cukup banyak dan potensial. Tak sedikit animator Indonesia yang bekerja di rumah produksi animasi ternama di Amerika Serikat. 

Jadi, banyak karya animasi lokal berkualitas. Khansa mengatakan kualitas karya animasi yang sudah tayang di sejumlah stasiun televisi swasta belum seberapa dibanding animasi-animasi yang belum terangkat. "Ibarat minyak atau emas, semakin digali semakin banyak animasi keren yang belum banyak orang tahu," ujarnya. 

Segendang sepenarian, Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain IKJ Anindyo Widito berharap semangat Animakini bisa tertular ke sekolah-sekolah. Sebab, saat ini pendidikan kreatif punya peran besar dalam kehidupan modern saat ini dan di masa depan. Menurut Anindyo, dunia kerja dan industri di Indonesia hingga global sudah menjurus ke bidang kreatif. 

Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain IKJ Anindyo Widito (kanan) dalam pembukaan acara ANIMAKINI 2022 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 15 Desember 2022. Dokumentasi ANIMAKINI



"Kehidupan kita sudah mengarah ke digital dan kreatif. Anak muda harus siap dengan perubahan ini," kata Anindyo. Ia melanjutkan, bidang animasi juga bakal semakin berkembang sejalan dengan masifnya industri kreatif.

Namun Anindyo gundah lantaran masih sedikit sekolah di jenjang SD, SMP, dan SMA yang memberikan pendidikan kreatif kepada anak didik. Menurut dia, mayoritas pendidik dan orang tua memandang pendidikan kreatif sebelah mata. Mereka menganggap pendidikan formal jauh lebih penting untuk bekal anak. 

"Padahal tantangan ke depan itu anak-anak dituntut lebih kreatif lagi. Ini yang mengkhawatirkan," kata Anindyo. 

Ia berharap orang tua lebih sadar ihwal pentingnya pendidikan kreatif untuk anak-anaknya. Anindyo juga berharap bisa menghapus keraguan orang tua yang masih melarang anak-anak untuk menekuni pendidikan dan bidang kreatif seperti animasi. 

Dia paham banyak orang tua yang khawatir animasi tidak bisa menjanjikan pundi-pundi rupiah dibanding pendidikan lain di masa depan. Menurut Anindyo, anggapan tersebut salah besar. Ia mengatakan banyak animator Indonesia yang bekerja untuk rumah produksi animasi luar negeri, salah satunya Amerika Serikat. 

"Bisnis film animasi di luar negeri itu sampai miliaran dolar. Jangan anggap sepele." 

INDRA WIJAYA

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Indra Wijaya

Indra Wijaya

Bekarier di Tempo sejak 2011. Alumni Universitas Sebelas Maret, Surakarta, ini menulis isu politik, pertahan dan keamanan, olahraga hingga gaya hidup.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus