Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Seni

Band .Feast Gambarkan Kekecewaan Masyarakat Lewat Album Abdi Lara Insani

Band .Feast meminjam figur Bento yang diceritakan Iwan Fals, serta tokoh dan kisah sosial politik lainnya yang ada untuk dijadikan sebagai inspirasi.

22 April 2022 | 11.55 WIB

Grup band .Feast. Dok. .Feast.
Perbesar
Grup band .Feast. Dok. .Feast.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Band .Feast merilis mini album terbaru berjudul Abdi Lara Insani. Album yang terdiri dari delapan lagu ini diambil dari nama panjang tokoh Ali dan sudah bisa didengar melalui berbagai layanan musik digital sejak Jumat, 22 April 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Abdi Lara Insani adalah tokoh fiksi yang dibuat bersamaan dengan album, atau tepatnya, album tersebut dibuat untuk menceritakan kisah Abdi Lara Insani. Singkatnya mungkin Ia adalah penggambaran kekecewaan masyarakat secara kolektif terhadap figur-figur 'pengubah bangsa' yang datang silih berganti tiap beberapa waktu sekali namun pada akhirnya selalu mengecewakan, dan terkadang parahnya terbukti lebih buruk dibandingkan pemimpin-pemimpin terdahulu," kata Baskara Putra, sang vokalis sekaligus penulis lirik seluruh lagu Abdi Lara Insani.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kisah tokoh dalam album ini juga terinspirasi dari karakter Bento yang dipopulerkan oleh Iwan Fals lewat judul lagu yang sama. "Inspirasi Abdi Lara Insani sendiri, selain dari banyak tokoh-tokoh dan cerita-cerita sosial politik yang kita semua tahu, besarnya meminjam figur 'Bento' yang diceritakan oleh Om Iwan (Fals) dalam lagu yang berjudul sama," kata Baskara Putra yang juga dikenal sebagai Hindia.

Ia berandai-andai bagaimana jika dulu Bento sebenernya orang baik, dimajukan dan disayang oleh rakyat, sebelum akhirnya menjadi figur seperti yang diceritakan dalam lagu. "Saya rasa pengkisahan Ali (panggilan Abdi Lara Insani ini) akan terasa seperti mengaburkan garis antara fiksi dan kenyataan, saking seringnya kita semua mendengar dan melihat kisah-kisah tersebut di publik, yang tak jarang juga bersinggungan dengan hajatan hidup kita semua sehari-hari," katanya.

Grup band .Feast. (Dok. .Feast)

Bagi mereka yang sempat mengikuti .Feast pra Multiverses, nampaknya tidak asing dengan beberapa lagu di Abdi Lara Insani. Ada Camkan yang dirilis ulang, serta beberapa lagu yang merupakan daur ulang materi .Feast yang belum dirilis seperti ALI, Gugatan Rakyat Semesta, dan juga Kuping Ini Makin Lalai. Sedangkan track lainnya seperti focus track Bintang Massa Aksi, Jaya, dan track penutup Senin Toko Tutup adalah lagu yang benar-benar baru.

“Kalau dihitung dari tahun 2015 mungkin prosesnya bisa terbilang panjang. Karena lagunya baru final di tahun 2022. Namun, singkatnya setelah menentukan tema di tahun 2021, kami mencocokan mood pada lagu-lagu lama yang cocok dengan tema di album Abdi Lara Insani. Lalu di awal 2022 kami mulai merapikan musiknya mengikuti cerita yang hendak disampaikan," kata Dicky Renanda, gitaris .Feast.

Meskipun dieksekusi dengan berbagai bentuk musik rock dengan segala influence yang dicerna oleh .Feast, secara sonik Abdi Lara Insani memiliki garis besar ala .Feast: Lagu yang didominasi dengan rif -rif, dengan tempo medium menuju cepat. Seolah menjadi ciri khas, Vincent Rompies juga diam-diam hadir berperan menjadi ayah Ali dalam track pembuka berjudul Berhenti di Kotak Suara.

"Bintang Massa Aksi, karena era Ali mahasiswa, kami ingin lagunya ada kesan tengil. Gugatan Rakyat Semesta, saat Ali ingin mengkudeta, kami buat mood nya memang marching. Jaya, ketika ALI akhirnya naik jadi presiden namun merasa kosong sehingga perlahan menjadi otoriter, kita buat mood nya memang nuansa militer. Lirik dibuat terakhir menyusul agar pemilihan kata nya lebih cocok terhadap mood yang ditentukan di awal," katanya.

Adrianus Aristo Haryo atau Ryo Bodat, drummer band .Feast mengatakan ekspolorasi akan lebih banyak ditemukan pada lagu Bintang Massa Aksi. "Karena kami tidak pernah menggunakan instrumen brass yang dominan. Sisa lagu yang ada mungkin masih terdapat benang merah yang jelas seperti album debut .Feast, Multiverses. Karena merupakan hasil pemugaran lagu-lagu lama, sehingga tidak banyak kita rubah dari segi sonik. Hanya sebatas aransemen yang lebih segar bagi kita," katanya.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus