Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Kekeringan, banjir, hingga angin puting beliung terjadi di berbagai daerah pada Februari lalu.
Ada pula kebakaran lahan di kawasan Dumai Bengkel, Dumai Timur, Dumai.
Jalanan dan perkebunan yang banjir di Jambi menjadi destinasi wisata dadakan serta tempat bermain.
Sekitar 3.427 hektare lahan persawahan terendam banjir di Demak, Jawa Tengah. Akibatnya, 1.975 hektare tanaman padi mengalami puso berdasarkan data Penanganan Darurat Bencana Banjir Demak pada 23 Februari 2024. Hujan yang mengguyur pada pertengahan Februari lalu pun memaksa Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Demak menunda pelaksanaan pemilu di 120 tempat pemungutan suara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Intensitas hujan tinggi pada Februari lalu juga mengganggu aktivitas harian. Pekerja Ibu Kota harus menerjang banjir setelah hujan deras selama beberapa jam. Di Kendari, Sulawesi Tenggara, rumah-rumah warga terendam luapan air kali Kampung Salo. Air sungai yang meluap juga berdampak pada hasil pertanian keramba apung ikan nila di Sungai Batanghari, Pematang Jering, Muaro Jambi. Petani mengeluh karena sekitar 30 persen ikan budi dayanya mati akibat banjir dalam dua bulan terakhir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat sebagian wilayah dirundung hujan intensitas tinggi, 67 hektare lahan persawahan mengalami kekeringan di Desa Rayeuk Kareung, Lhokseumawe, Aceh. Sebabnya, antara lain, normalisasi pembangunan bendungan yang tak kunjung selesai dan diperparah oleh hujan yang tidak turun selama empat pekan.
Di Sumatera Utara, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah I Medan memperkirakan cuaca panas terjadi di wilayah Kota Medan dan sekitarnya karena berkurangnya pertumbuhan awan, terutama pada siang hari. Cuaca panas menyulut titik-titik api di Dumai, Riau. Kebakaran puluhan hektare lahan gambut dan perkebunan masyarakat pun meluas di Dumai Timur, Bukit Kapur, dan Sungai Sembilan.
Selain menyebabkan hujan dan panas, fenomena cuaca meningkatkan kecepatan angin. Selama Februari lalu, sejumlah daerah diterjang angin puting beliung. Terakhir, angin puting beliung menyapu beberapa wilayah di Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Amukan angin ini merusak 97 rumah dan 17 bangunan pabrik, serta mengakibatkan korban luka mencapai 31 orang.
Fenomena cuaca tidak selalu mendatangkan duka. Seperti banjir di Gunung Mas, Tanjung Jabung Barat, Jambi. Jalanan dan perkebunan yang terendam banjir malah dikunjungi sebagian warga sekitar. Mereka memanfaatkannya sebagai destinasi wisata dan tempat bermain.
Tanah sawah petani mengalami keretakan akibat kekeringan di Desa Rayeuk Kareung, Blang Mangat, Lhokseumawe, Aceh, 13 Februari 2024. ANTARA/Rahmad
Anggota polisi menarik batang pohon di lahan yang terbakar di kawasan Dumai Bengkel, Dumai Timur, Dumai, Riau, 1 Maret 2024. ANTARA/Aswaddy Hamid
Petani keramba apung menunjukkan ikannya yang mati di tempat budi daya ikan nila di Sungai Batanghari, Pematang Jering, Muaro Jambi, Jambi, 26 Februari 2024. ANTARA/Wahdi Septiawan
Petugas menunjukkan pemetaan suhu panas di laman Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), di kantor BMKG, Medan, Sumatera Utara, 26 Februari 2024. ANTARA/Fransisco Carolio
Foto udara kawasan industri yang terkena dampak angin puting beliung di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, 22 Februari 2024. ANTARA/Raisan Al Farisi
Warga melintasi banjir di kawasan perumahan Cempaka Putih Barat, Jakarta, 29 Februari 2024. TEMPO/Tony Hartawan
Foto udara rumah warga yang terendam air di Kelurahan Kampung Salo, Kendari, Sulawesi Tenggara, 29 Februari 2024. ANTARA/Andry Denisah
Pengungsi korban banjir dari Kabupaten Demak beristirahat di posko pengungsian Balai Desa Jati Wetan, Kudus, Jawa Tengah, 14 Februari 2024. ANTARA/Yusuf Nugroho
Warga berwisata di jalan yang terendam banjir di Gunung Mas, Tanjung Jabung Barat, Jambi, 23 Februari 2024. ANTARA/Wahdi Septiawan
Anak-anak bermain saat banjir merendam Desa Sungai Bungur di Muaro Jambi, Jambi, 20 Februari 2024. Banjir yang merendam ratusan rumah akibat meluapnya air Sungai Batanghari yang telah berlangsung lebih dari delapan minggu tersebut menghambat aktivitas warga serta meniadakan kegiatan sekolah secara tatap muka. ANTARA/Wahdi Septiawan
TEKS: TEMPO/NITA DIAN
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo