Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Pameran seni rupa berjudul Equivocal di Galeri Pusat Kebudayaan di Bandung, 15-30 Oktober 2023, menampilkan keragaman karya 15 seniman muda dari Generasi Z. Mereka berasal dari tiga kampus yaitu Institut Teknologi Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia, serta Institut Seni Budaya Indonesia atau ISBI Bandung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Gaya karyanya sedang tren di kalangan seniman muda dunia saat ini,” kata Isa Perkasa dari Galeri Pusat Kebudayaan, Ahad, 15 Oktober 2023.
Aneka Rupa Pameran Seni Rupa
Ruang pameran terisi oleh karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance art. Peserta pameran yaitu Ruth Adelyne, Michele Jovite, Renitta, Agira Tama, Inggita Kanya dan Krisna Julian, Karyana Tri Utama, Fatih Jagad Raya, M Nashrul, Bams, Tsabita Aqdimah, Farhan, Galih, Fahira, Angelica, Anggita. Kuratornya adalah Revaleka, Qanessa, dan Dwaji.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Karya berjudul 'Meandering Around II & III' buatan Agira Tama menyajikan semacam meja-meja kecil berkaki pendek dan berbentuk lingkaran. Pada bagian atasnya yang digambari seperti peta wilayah, karya itu ingin mempertanyakan kembali mengenai makna tempat tinggal. Sementara Anggita Ayu Anjani mengekspresikan kompleksitas cara berpikir dan perasaan yang bersumber dari masa lampau dan sekarang lewat lukisan kuda lumping berjudul 'Satisaya'.
Karya animasi 3D buatan Fatih Jagad berjudul Roasting at the Banquet. (Dok.pameran).
Fatih Jagad Raya pada pameran ini menampilkan sebanyak enam karya berupa animasi tiga dimensi atau 3D, dan gambar cetakan di kanvas. 'Laughing It Off' mengangkat soal konsistensi idealisme seniman. Isu tentang seniman yang berjualan karya di pasar NFT atau non-fungible token, berlanjut di karya berjudul 'Roasting at the Banquet'.
Lewat gambar-gambar lainnya, Fatih mengungkit soal berkarya seni secara instan dan seniman yang tunduk pada tren seni atau gaya baru. “Saya percaya bahwa idealisme artistik adalah dasar dari kreativitas sejati,” ujarnya.
Michelle Jovita yang membuat karya instalasi dengan menggunakan stocking dan rangka rotan, mengangkat soal manusia yang dinilai paradoks. Keragaman lainnya dalam hidup manusia juga disajikan lewat karya berjudul 'Massa Manusia' itu. Sementara Renitta menyiapkan performance art dan karya instalasi berjudul 'Tubuh' yang Lain. Isunya tentang kedudukan tubuh perempuan dalam konstruksi sosial yang cenderung patriarkis.