Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gelaran Joyland Festival Jakarta 2024 termaktub sebagai salah satu labuh pemberhentian bagi pelayaran The Panturas di bulan ini. Gema dentum gong dipukulkan Abyan "Acin", selaku vokalis dan gitaris grup, menjadi pembuka dari persembahan kuartet asal Jatinangor tersebut yang mendapat jatah tampil di hari kedua festival, Sabtu, 23 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menolak hadir sendirian, malam itu The Panturas tampil ditemani iringan alat musik khas Jawa Barat dari grup Giriwangsa Tropical Unit. Di atas panggung Lily Pad, mereka kompak mengeksekusi musik elektrik nyentrik yang becek digabungkan dengan nuansa tembang tradisional.
Keseruan The Panturas Bersama Warga Los Panturas
Warga negara bagian Los Panturas tampak asyik berbaur dengan penonton lain yang mungkin hanya penasaran dengan iringan suling khas bumi pasundan di tengah festival dengan beragam musisi pop indie tersebut. Sadar maupun tidak, secara kolektif telah menjadi saksi untuk pertama kalinya The Panturas membawakan deret lagu berbahasa Sunda dari mini album teranyar mereka, Galura Tropikalia, yang baru saja lahir secara publik satu hari sebelumnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagai lagu pertama yang dibawakan, track instrumental "Khodam Buntut Lutung” langsung disambung dengan penampilan “Lasut Nyanggut”. “Sunda Empire! The Panturas welcoming the pasundan era with Galura Tropikalia!” kata Bagus “Gogon” berseru, yang langsung disambut riuh antusias penonton. Di dalam grup, Gogon berperan sebagai pemegang bass meski acap kali turut merangkap sebagai juru bicara.
Grup rock selancar asal Jatinangor, The Panturas menjadi salah satu penampil pada hari kedua gelaran Joyland Festival Jakarta 2024, 23 November 2024. TEMPO/Hanin Marwah
Tidak hanya dua lagu di nomor teratas dari Galura Tropikalia, The Panturas lengkap membawakan seluruh lagu di dalam album yang proses produksinya dinahkodai oleh Ricky Virgana (White Shoes and the Couples Company) itu. Lagu-lagu tersebut sebagian besar terinspirasi dari jampi, pupuh, dan dongeng Sunda Kuno berdasarkan ingatan masa kecil tiap personel yang ditulis mengikuti kata hati.
Doel Sumbang Tak Hadir, Energi Tetap Meledak
Ketidakhadiran maestro pop Sunda, Doel Sumbang, yang merupakan kolaborator dalam lagu nomor empat dalam album, “Jimat”, tidak menyurutkan energi grup maupun penonton yang semakin larut semakin memuncak. Begitu pula dengan lagu nomor enam, “Béntang Sagara”, yang menurut keempat anggota, termasuk Surya Fikri “Kuya” sebagai drummer dan Rizal Taufik sebagai gitaris, paling sulit untuk dibawakan. Malahan, lagu bernuansa disco pop era 70-80-an itu sukses dieksekusi dengan rapi.
Sebagai variasi, The Panturas menyelipkan lagu salah satu musisi legenda asal Bandung yang bertajuk “Suling Bambu”. Berdasarkan keterangan Gogon, lagu tersebut sebagai persembahan karena biasa dibawakan juga oleh salah satu pelopor musik rock selancar di Indonesia asal Yogyakarta, yakni The Southern Beach Terror.
Belum puas hanya dengan lagu-lagu dari album terbaru dan lagu gubahan grup lain, The Panturas juga tidak luput membawakan lagu-lagu hit mereka seperti “Tafsir Mistik” dan “Tipu Daya” dari album Ombak Banyu Asmara. Mereka juga menjaga interaksi dengan para ABK (nama kolektif penggemar The Panturas) yang sempat membentuk crowd surfing untuk memilihkan lagu tambahan karena penampilan mereka nyaris selesai lebih awal.
Akhirnya, lagu bernuansa musik gurun, “Arabian Playboy” dari album perdana mereka, Mabuk Laut, yang kemudian terpilih di antara dua lagu lainnya, “Sunshine” dan “Bulu Babi”. Secara bergantian, Acin meneriakkan penggalan lirik untuk disahuti oleh penonton dengan seruan, “Playboy!”
Menggenapkan penampilan malam itu, grup yang sudah aktif sejak 2015 tersebut juga membawakan lagu “Ya Mustafa” sebagai tribute bagi mendiang Dono dan Kasino serta Indro dari grup lawak legendaris Warkop. “Kalau tadi sudah bertemu dengan Abdullah, waktunya kita bertemu dengan Mustafa,” tutur Gogon sebagai penyambung lagu.
Keseruan pelayaran The Panturas malam itu ditutup dengan permainan instrumen yang menampilkan kecakapan tiap personel. Dilengkapi kerlip visual penuh warna dari layar panggung yang menampilkan ucapan terima kasih dari berbagai bahasa, menjadikan penampilan The Panturas malam itu meninggalkan kesan yang mendalam bagi para penontonnya.
Sebagai informasi tambahan, Joyland Festival 2024 masih akan melangsungkan hari ketiganya yang jatuh di hari ini, Ahad, 24 November 2024. Grup rock asal Crouch End, London, Bombay Bicycle Club terdaftar menjadi headline bagi hari terakhir festival yang diadakan di stadion bisbol Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat itu.