Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

The Panturas Angkat Kisah Folk Sunda dalam Single Lasut Nyanggut

The Panturas merilis single 'Lasut Nyanggut' mengangkat kisah folk Sunda tentang kegagalan, dan dikemas dalam lirik berbahasa Sunda.

5 Oktober 2024 | 12.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
The Panturas. Dok. Los Panturas Ent.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - The Panturas, klub rock selancar kontemporer merilis single terbarunya, ‘Lasut Nyanggut’ pada Jumat, 4 Oktober 2024. Single ini merupakan era baru bagi kwartet asal Jatinangor tersebut menuju peluncuran mini album Galura Tropikalia yang dijadwalkan rilis pada November 2024 via La Munai Records.

The Panturas Mengusung Bahasa dan Budaya Sunda

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

‘Lasut Nyanggut’ merupakan single berbahasa Sunda yang ditulis oleh sang drummer, Surya Fikri alias Kapten Kuya, yang mempunyai makna gagal bersambut. Kisah dalam lagu ini terinspirasi dari folklor Sunda tentang seseorang yang pergi memancing, namun hanya mendapatkan sampah alih-alih ikan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Frustrasi, orang tersebut akhirnya meminta bantuan makhluk halus, tetapi yang didapat tetap saja siluman sampah, atau dalam istilah Sunda—jurig jarian.Kisah tragikomedi ini diangkat dari cerita rakyat Sunda yang akrab bagi masyarakat lokal.

"Memang ingin bikin rilisan yang bisa menyalurkan kemauannya anak-anak (The Panturas) aja, tapi kalau pada suka dan jadi lagu pop ya alhamdulillah," ungkap vokalis The Panturas, Abyan alias Acin, dikutip melalui keterangan tertulis yang diterima Tempo.

Mengusung bahasa Sunda dalam lirik, ‘Lasut Nyanggut’ menunjukkan keberanian The Panturas untuk mengeksplorasi elemen budaya lokal. Keputusan ini tentu menjadi langkah baru bagi perjalanan musik mereka, membawa sentuhan kesundaan tidak hanya pada lirik, tetapi juga dalam struktur musik dan instrumen yang dipilih.

Pendengar umum mungkin merasa asing dengan bahasa tersebut, tetapi hal ini dianggap sebagai bagian dari eksplorasi musikal The Panturas. Elemen budaya Sunda lainnya, termasuk nuansa magis, juga hadir dalam struktur musik dan instrumen yang digunakan. Bagi Kuya, Acin, Bagus, dan Rizal, eksplorasi ini bukan hanya soal memperkenalkan bahasa daerah, tetapi juga menyelami warisan budaya mereka sendiri. 

Kerja Sama Baru The Panturas dengan Ricky Virgana WSATCC

Sebelum dirilis secara luas di platform digital, ‘Lasut Nyanggut’ pernah diluncurkan dalam format vinyl 7 inci pada 2020. Namun kali ini, The Panturas memberikan sentuhan baru pada aransemen musiknya dengan menggandeng beberapa kolaborator. Nama Ricky Virgiana, dari band White Shoes and The Couples Company (WSATCC), menjadi produser yang turut mengawal penggarapan ulang single ini.

"Ini merupakan kerja sama pertama Panturas dengan Ricky Virgana sebagai produser," ungkap Acin. Selain itu, beberapa musisi lokal seperti Muis yang memainkan terompet, Koh Eki pada perkusi, dan Panji pada keyboard, ikut ambil bagian dalam pembaruan aransemen tersebut. Single ‘Lasut Nyanggut’ kini sudah bisa didengarkan di seluruh platform streaming digital (DSP).

Adinda Jasmine

Adinda Jasmine

Bergabung dengan Tempo sejak 2023. Lulusan jurusan Hubungan Internasional President University ini juga aktif membangun NGO untuk mendorong pendidikan anak di Manokwari, Papua Barat.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus