HONG KONG bukan cuma film silat. Koloni Inggris, yang pada 1997 akan dikembalikan kepada RRC, itu juga menyimpan "pemain akrobat" di bangunan tinggi. Sehingga, hampir tiap pekan sering melayang korban. Tahun lalu saja, 60 pekerja tewas jatuh dari bangunan tinggi, tertimpa alat berat, atau remuk dilantak mesin. Bahkan, pengendara mobil dekat lokasi pembangunan gedung jangkung ikut tertimpa balok besi. Salah satu gedung yang banyak menelan korban adalah Hong Kong Convention Centre di Wan Chai. Menjelang Natal tahun barusan, empat ribu buruh, yang dipancing bonus menggiurkan, memburu menyiapkan proyek itu lebih awal. Buntutnya: 2 mati dan 550 cedera. Mereka seperti sengaja mengejar maut. Apalagi ada uang "ganti rugi nyawa" Rp 10 juta untuk yang mati. Tapi, organisasi buruh tidak alpa mengingatkan soal keselamatan kerja. "Bahkan, kami memberi penghargaan bagi pekerja teladan," kata Poon To-chuen, pemimpin sebuah serikat buruh bangunan. Anggotanya 12 ribu. Di Hong Kong, anggota berbagai organisasi buruh itu 65 ribu. "Banyak kecelakaan selama ini karena kurangnya pengawasan," kata Yip Yuk-lun. Pimpinan pengawas pabrik itu mencela sistem rekrut: Yang mengontrak buruh itu subkontraktor, bukan kontraktor utama. "Hidup atau mati, bukan soal bagi mereka," ujar Yip. Lantas, banyak buruh main akrobat di langit Hong Kong. Burhan Piliang
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini