Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Sejumlah musisi lintas generasi akan tampil di panggung musik Jazz Aula Barat di kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) pada Sabtu malam, 15 Februari 2025. Menurut kurator Jazz Aula Barat Imelda Rosalin, tak kurang dari 20-an lagu akan disuguhkan kepada penonton dalam berbagai karakter yang unik. “Pastinya sebuah sajian musik yang penuh dialog hangat, keterbukaan serta kolaborasi dinamis dari para insan lintas generasi,” ujarnya, Jumat 14 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pilihan Editor: Jazz untuk Semua Orang
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di awal konser, para mahasiswa yang tergabung dalam unit ITBJazz, Apres dan Paduan Suara Mahasiswa akan mewakili semangat muda Gen Z dalam bermusik. Penampil berikutnya ITB Jazzification merupakan sebuah kelompok vokal bentukan alumni Paduan Suara Mahasiswa ITB. Pengasuh grup itu Toni P. Sianipar yang pernah bergabung dalam kelompok vokal Elfa’s Singers. “Mereka akan membawakan beberapa aransemen lagu populer dan Brazilian jazz,” kata Imelda.
Penampil lainnya yaitu musisi legenda jazz Oele Pattiselano yang akan tampil berduet dengan muridnya yaitu Tiyo Alibasjah sambil diiringi Imelda Rosalin pada piano, kemudian Ezra Manuhutu dan Augustinus pada contrabass dan drum. Pada segmen ini juga akan menampilkan vokalis musik jazz yang juga tunanetra Nenden Shintawati.
Ardhito Pramono Datang di Jazz Aula Barat
Seorang musisi muda, penyanyi, dan penulis lagu yaitu Ardhito Pramono juga dihadirkan. Dia menurut Imelda dikenal dengan gaya musiknya yang unik, memadukan elemen swing jazz, bossanova, pop dan nuansa indie dengan melodi-melodi mengalir santai sehingga memberi kesan retro namun tetap kekinian. “Karya-karyanya mencerminkan kecintaan yang mendalam pada musik jazz klasik dengan sentuhan modern dan relevan bagi pendengar dari kalangan generasi muda,” katanya.
Lagu-lagu Ardhito kerap mengeksplorasi tema cinta, hubungan dan refleksi diri. Lirik-lirik puitisnya disertai kepekaan emosional yang seringkali membahas perasaan romantis dengan cara halus dan penuh makna. Beberapa karya lagunya seperti berjudul Bitterlove dan Fine Today.
Penghargaan untuk Orang yang Berjasa pada Musik Jazz
Selain konser, panitia juga akan memberikan penghargaan kepada sosok yang berjasa pada musik jazz. Pada tahun ini, Jazz Aula Barat Award 2025 akan diberikan kepada dua orang yaitu MS Hidayat sebagai salah seorang filantropi jazz dan Oele Pattiselanno, gitaris jazz senior yang telah turut mewarnai sejarah musik jazz di Indonesia.
Sejarah konser Jazz Aula Barat ITB yang menjadi ajang perhelatan jazz nasional, dirintis sejak 2013. Gagasan program ini pertama kali diangkat oleh mendiang Riza Arshad, seorang alumnus Seni Rupa ITB angkatan 1981 yang juga musisi jazz Indonesia. Aula Barat ITB dijadikan sebagai tempat bagi gagasan-gagasan musik yang kreatif, berorientasi maju, tidak sekedar menghibur namun juga membawa pencerahan intelektualitas.
Jazz Aula Barat kemudian diterima dan menjadi milik ITB di bawah naungan Direktorat Humas ITB. Acaranya dikelola sebagai program bersama dengan berbagai pihak seperti alumni yang juga pemusik jazz, unit mahasiswa ITB Jazz dan komunitas pecinta musik jazz di Bandung dan Jakarta serta dukungan sektor swasta. Kolaborasi itu hampir setiap tahun telah membuahkan serangkaian pertunjukan musik jazz hingga 2019.
Sejak 2020 program terhenti akibat pandemi Covid-19 hingga bergulir lagi pada 2024. Pada awalnya, musik jazz dikolaborasikan dengan unsur musik tradisi untuk pengembangan kebudayaan. Setelah Riza Arshad wafat pada 2017, Imelda melanjutkan Jazz Aula Barat yang tujuan utamanya lebih mempopulerkan musik jazz ke kalangan masyarakat awam.