ADA pemeo bahwa di Amerika Serikat orang terlalu sering
menyelenggarakan pemilihan, sedangkan di Uni Soviet orang
terlalu jarang melakukannya. Terlalu banyak orang "tahu" tentang
politik di Washington, tapi tak banyak orang "tahu benar" apa
yang terjadi di Moskow.
Leonid Brezhnev meninggal dunia 10 November 1982. Komite Sentral
Partai Komunis Uni Soviet (PKUS) mulai bersidang 12 November
1982 pagi. Pada sidang pleno, Yuri Vladimirich Andropov, 69
tahun, di usulkan Konstantin Chernenko untuk menjabat sekretaris
umum PKUS. Karena Andropov bisa diharapkan "meneruskan gaya
kepemimpinan serta cara Brezhnev mempertahankan kepentingan
rakyat."
Di balik basa-basi itu, tampak pertarungan kekuasaan, yang
bermula sejak Brezhnev sakit tahun 1975, telah berakhir dengan
kemenangan Andropov. Apa dan bagaimana pertarungan kekuasaan di
kalangan tinggi PKUS dan pemerintah Soviet adalah sisi lain dari
penulisan tentang latar belakang Andropov menaiki puncak
kekuasaan Soviet.
Zhores Medevedev, ilmuwan Soviet yang sejak 10 tahun terakhir
menetap di London adalah saudara kembar Roy Medvedev, sejarawan
Soviet yang kini masih menetap di Moskow. Dan Zhores ingin dunia
harus lebih banyak tahu tentang Andropov. Sebab, sekalipun
Amerika Serikat unggul di bidang ekonomi dan militer, seorang
pemimpin Soviet "lebih kuat" di negerinya daripada seorang
presiden Amerika di hadapan Kongres AS ataupun di tengah
rakyatnya sendiri. Ada benarnya memang. Pemimpin Soviet umumnya
bertahan lama, acapkali kenal dua atau tiga presiden Amerika
selama masa kejayaan politiknya.
Liku-liku naiknya Andropov, seperti halnya di banyak negara
lain, adalah campuran antara "keberuntungan" dan "kejelian
mengambil kesempatan". Keberuntungan Andropov ialah dalam
jenjang kariernya sebagai seorang apparatchik ia tidak terlalu
dimusuhi oleh tokoh atau pengelompokan penting dalam tubuh PKUS.
Saingan utamanya, Konstantin Chernenko, dianggap terlalu dekat
dengan Brezhnev, bahkan dipandang sebagai putra mahkota,
sehinga melemahkan kedudukannya di mata golongan militer Soviet
- di Komite Sentral PKUS diwakili oleh Marsekal Dmitri Ustinov -
yang pada tahun 1978-1982 sudah kurang puas dengan kepemimpinan
Brezhnev yang lamban.
Mungkin keberuntungan Andropov yang paling menentukan ialah
ketika Mikhail Suslov meninggal dunia pada akhir Januari 1982.
Jabatan Suslov sebagai kepala urusan ideologi amat strategis
berwenang menetapkan karya sastra, politik, kesenian serta
kebudayaan yang "layak maupun tidak layak" diedarkan dalam
masyarakat Soviet. Jabatan itu juga amat penting bagi penentuan
nomenklatura - daftar jabatan dalam partai dan negara yang
memerlukan persetujuan dari kalangan paling atas PKUS.
Zhores Medvedev mengungkapkan, Andropov dinilai pantas
menggantikan Suslov karena ia mengepalai departemen hubungan
dengan negara-negara sosialis selama sepuluh tahun (1957-1967).
Sebab itu, ia dipandang cakap untuk menentukan "garis partai"
yang mantap. Lagi pula semasa Andropov menjadi kepala KGB
(Komitet Gosudarstvennoi Bezopasnosti), ia telah memindahkan
sebagian tugas Komisi Ideologi ke dalam wewenang lembaga yang
dipimpinnya.
Kelebihan lain dari Andropov, saingannya di PKUS dinilai kurang
berbobot. Andrei Kirilenko, 75 tahun, dianggap terlalu tua.
Sedangkan Viktor Grishin dan Gregorii Romanov, karena "terlalu
korup", oleh para pengganti Brezhnev (terutama golongan militer)
dinilai kurang pantas untuk memberi petunjuk-petunjuk tentang
"kemurnian ideologi".
Dalam urutan pimpinan partai, naiknya Andropov dari kepala KGB
menjadi kepala Komisi Ideologi menandakan bahwa ia telah loncat
dari kedudukan nomor 6 menjadi nomor 2 setelah Brezhnev. Tak
ayal lagi, ketika Brezhnev meninggal dunia November lalu,
"sistem Soviet" sudah menetapkan Andropov harus tampil sebagai
pemeran utama.
Medvedev menulis dengan gaya ringan, diseling dengan anekdot dan
catatan sejarah partai serta sejarah Soviet yang amat jarang
ditemui dalam buku teks tentang pemerintahan dan politik
dinegeri tirai besi itu. Beberapa ungkapan yang menarik adalah
catatan tentang nasib kepala dinas rahasia Soviet di masa
lampau. Misalnya, Vyacheslav Menzhinsky, kepala OGPU (direktorat
politik, nama lain dari dinas keamanan) setelah Felik
Dzerzhinsky, meninggal dunia tahun 1934 "dalam suasana
misterius" Genrikh Yagoda ditahan untuk kemudian dihukum tembak
mati tahun 1936.
Bagian terbesar orang intel disikat habis, karena para pemimpin
baru tidak ingin rahasia pribadinya diketahui kelompok lawan.
Andropov merupakan pengecualian. Karena ia adalah pemimpin KGB
yang bukan saja mempertahankan karier politiknya? tapi juga
berhasil membuat karier intel sebagai latar belakang "terhormat"
bagi kedudukan dalam pimpinan PKUS.
Dari segi politik, kelemahan Brezhnev adalah dalam menghadapi
golongan militer. Medvedev mengungkapkan, salah satu
ketidakpuasan militer terhadap Brezhnev ialah kecenderungannya,
setelah berkuasa, untuk mengumpulkan tanda jasa militer yang
sebenarnya tak berhak dimilikinya. Sedemikian banyak tanda jasa
yang di "anugerahkan" kepada Brezhnev, sehingga jumlah bintang
dan penghargaan militer yang dikumpulkannya itu melebihi jumlah
yang dimiliki pahlawan perang Soviet, Marsekal Zhukov.
Apakah yang bisa diharapkan dari Andropov dan Soviet sekarang
ini? Menurut Medvedev, kunci pemahaman politik di Soviet hanya
dapat disimak melalui prestasi ekonomi, terutama di bidang
pertanian dan transportasi. Dan Medvedev yakin bahwa Andropov
sungguh-sungguh dalam mengusahakan perbaikan-perbaikan ini.
Karena Andropov pada dasarnya orang yang "cerdik, matang, dan
bertanggung jawab."
Kepada para pembaca di Barat, khususnya Eropa, Medvedev juga
memberi peringatan untuk tidak terlalu mengharapkan perbaikan
hubungan yang dulu di kenal sebagai detente. Istimewa tentang
penggelaran rudal Pershing II dan Cruise di Eropa Barat akhir
tahun ini, dinilainya amat rawan. Masalahnya bukan karena
counterforce stratey Amerika itu salah, melainkan karena rudal
baru serta dahsyat itu ditempatkan diJerman musuh bebuyutan
Soviet yang menelan korban 20 juta serdadu Rusia selama Perang
Dunia II.
Andropov sadar bahwa waktu yang tersedia baginya amat sedikit.
Ia tak boleh terlalu lunak terhadap Barat, sebab golongan
militer akan merasa bahwa anggaran belanja militer akan
dipotong. Andropov juga menghadapi masalah bagaimana pembersihan
aparat tidak terlalu menggoyahkan kedudukan apparatchik yang
untuk sementara ia perlukan dukungannya.
Juwono Sudarsono
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini