Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Berita Tempo Plus

Cerpen Ahmadun Yosi Herfanda: Burung Ayah

Kesal rasanya, karena ayah benar-benar sudah keterlaluan dengan burungnya. Lebih mementingkan burungnya daripada sekolahku.

1 Februari 2025 | 09.00 WIB

Ilustrasi: Tempo/Alvin Siregar
Perbesar
Ilustrasi: Tempo/Alvin Siregar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Cerpen Ahmadun Yosi Herfanda tentang kisah seorang ayah dan burung perkutut peliharaannya.

  • Si ayah, seperti banyak laki-laki lain, begitu sayang dan mencurahkan perhatian pada burung itu.

  • Gara-gara burung itu, anaknya sering terlambat masuk sekolah.

AKU telah membulatkan tekad untuk menghabisi burung perkutut ayah hari ini juga. Mungkin memotong kepalanya, atau mencekik lehernya. Biar harganya mahal, tak peduli. Yang penting, burung itu harus lenyap dari sangkarnya. Sadis rasanya. Tapi, aku rasa inilah satu-satunya jalan untuk menghentikan sikap berlebihan ayah terhadap burungnya. Bagaimana tidak. Pagi tadi, ketika aku mau berangkat sekolah, ayah masih mengurus burungnya. Gara-gara burung ayah, sekolahku jadi berantakan, karena sering terlambat masuk.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Ahmadun Yosi Herfanda

Sastrawan dan Pemimpin Redaksi Portal Sastra Litera. Menempuh karier jurnalistik sebagai penjaga rubrik sastra di harian Republika

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus