Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Berita Tempo Plus

Jodoh di Tangan Savitri

Teater Koma kembali berpentas secara daring membawa lakon Savitri dari Mahabharata. Tentang perempuan yang mendapat kemerdekaan mencari jodohnya sendiri dan mempertahankannya dari maut.

3 April 2021 | 00.00 WIB

Pentas berjudul Savitri yang dibawakan Teater Koma, dan ditayangkan melalu channel youtube Teater Koma. Youtube Teater Koma
Perbesar
Pentas berjudul Savitri yang dibawakan Teater Koma, dan ditayangkan melalu channel youtube Teater Koma. Youtube Teater Koma

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SAVITRI barangkali satu-satunya karakter perempuan dalam Mahabharata yang merdeka dalam urusan jodoh. Dia tak duduk menunggu dinikahkan atau menjadi hadiah untuk suatu sayembara para lelaki pejuang. Malahan Savitri didorong ayahnya, Raja Mandraka, untuk berkelana mencari pilihan hatinya. “Savitri boleh memilih jodohnya sendiri,” ucap Raja dari atas singgasana.

Maka berkelanalah perempuan itu. Ke timur dan barat, ke utara dan selatan. Dia melanglang sendirian hingga menemukan lelaki yang dia cintai, yaitu Setiawan, putra raja tunanetra Begawan Jumasena. Mereka menikah lalu bahagia selamanya? Belum. Kisah ini tak berakhir sampai di situ. Ujian Savitri bahkan baru dimulai pada hari pernikahannya.

Dalam lakon Teater Koma berjudul Savitri yang ditayangkan secara daring lewat YouTube sepanjang 25-31 Maret lalu, Savitri diperankan oleh Sekar Dewantari. Hampir sepanjang lakon dia berkostum hitam dan berkerudung hitam. Suaranya lantang dan percaya diri. Savitri menjadi wujud perempuan muda yang tahu apa yang dia mau dan teguh mempertahankan haknya.

Penulis naskah dan sutradara Nano Riantiarno tak banyak mengubah alur kisah Savitri. Yang berbeda hanyalah kehadiran karakter tiga penujum yang meramalkan Setiawan akan mati segera setelah pernikahannya dengan Savitri. Nano—sapaan akrab Riantiarno—terkesima tatkala melihat tarian Savitri yang ditampilkan oleh Retno Maruti pada 2011. Keluar dari gedung pertunjukan, Nano mencetuskan tekad untuk mengangkat Savitri menjadi lakon Teater Koma. “Tarian Maruti luar biasa sekali. Saya harus bikin musikalnya,” ujar Nano lewat wawancara telepon seluler, Kamis, 1 April lalu.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Moyang Kasih Dewi Merdeka

Moyang Kasih Dewi Merdeka

Bergabung dengan Tempo pada 2014, ia mulai berfokus menulis ulasan seni dan sinema setahun kemudian. Lulusan Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara ini pernah belajar tentang demokrasi dan pluralisme agama di Temple University, Philadelphia, pada 2013. Menerima beasiswa Chevening 2018 untuk belajar program master Social History of Art di University of Leeds, Inggris. Aktif di komunitas Indonesian Data Journalism Network.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus