Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Demam bola

Ditengah ramainya perhatian pada perebutan piala dunia di argentina, bimbo menciptakan lagu "sepak bola" dalam kaset "pop baru '78". kisahnya tentang pertandingan sepak bola yang berakhir dengan perkelahian.(ms)

15 Juli 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEPAKBOLA masuk ke dalam musik pribumi, melalui Bimbo dan lin dalam kaset baru mereka yang berjudul "Pop Baru 78". Lagu ini berjudul "Sepakbola". Diciptakan oleh Acil, Jaka, Albert dan dinyanyikan bersama. Di sana reporter Bareta melaporkan bahwa pertandingan antara kesebelasan Kungfu dengan pemain antara lain Fu Sheng dan Bruce Lee sedang berhadapan dengan kesebelasan Almanak dengan pemain antara lain Aljabar dan Alkohol. Sementara wasitnya adalah Mohammad Ali. Pertandingan berjalan sangat seru. Apalagi kostum mereka sama-sama kuning. Untuk mengurangi kekeliruan terpaksa salah satu kesebelasan mengganti baju satunya lagi ganti celana. Namun pertandingan tetap berlangsung keras. Akhirnya para pemain mulai berkelahi dengan wasit. Tak lama kemudian wasit marah dan menguber-uber pemain. Para penonton kelihatannya tak mau berdiam diri. Mereka memasuki lapangan. Lalu terjadilah perkelahian antara penonton dengan pemain -- pemain dengan wasit, dan pemain dengan pemain. Lagu berakhir dengan munculnya petugas keamanan untuk menyelesaikan pertarungan yang ngawur itu. Gambaran yang sinis tentang sepakbola Indonesia yang sering berakhir dengan perkelahian ini -- coba-coba dijual pada saat perhatian hampir seluruh dunia pada perebutan piala dunia di Argentina. Sebuah usaha yang menunjukkan betapa Bimbo makin pintar dalam bidang penjualan. Di dalam kaset ini dapat dijumpai 6 buah lagu lainnya. Iramanya ngepop. Di samping ada usaha untuk mencoba meneruskan apa yang mereka kerjakan dengan "Tante Sun", musik Harry Rusli rupanya hendak dijadikan pengalaman. Hingga muncullah lagu "Werit" (Acil dan Albert) yang dinyanyikan oleh Sam. Lagu ini bukan lagu yang buruk, tapi karena Bimbo yang menyanyikannya, kedengarannya seperti ada perkosaan. Bimbo mungkin telah terlalu memaksa diri untuk mengikuti selera yang komersiil, tanpa memperhitungkan keterbatasannya sendiri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus