Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Ngamen sambil ngritik

Pasar seni ancol mengadakan rally ngamen. pesertanya meliputi macam-macam musik dan tontonan yang ditawarkan di sepanjang jalan. kelompok ngamen '78 menampilkan lagu dengan nada protes sosial, tapi kalah.(ms)

15 Juli 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KELOMPOK Ngamen 78 ikut menyanyi di Teater Terbuka TIM waktu Rendra membaca sajak (yang berakhir dengan penangkapannya itu). Kelompok ini berusaha untuk ambil bagian dalam "Rally Ngamen" yang diselenggarakan di Pasar Seni Ancol, Jakarta akhir bulan lalu. Tapi tidak berhasil jadi pemenang. Mereka hanya sempat digolongkan pada 10 grup harapan di antara 27 grup peserta. "Kami tidak berharap untuk menang dalam rally ngamen itu," kata salah seorang anggotanya. Tapi tak urung mereka pun kelihatan cukup kecewa tatkala para juri mengumumkan grup "A kos Trio" sebagai pemenang pertama dan mengantongi hadiah Rp 75 ribu Grup ini memang sangat kompak membawakan beberapa lagu Barat. Tempat berikutnya yang berharga Rp 50 ribu direbut oleh grup "Bunga Mawar" dengan lagu-lagu keroncong. Sedangkan hadiah ketiga sebesar Rp 25 ribu, dipegang oleh "Cahaya Gumilar" -- sebuah grup dengan beberapa wanita manis yang menyanyi sambil menari dengan goyang yang hebat. Kompleks Pelacuran Rally Ngamen adalah salah satu "kesintingan" Pasar Seni Ancol yang tak jemu-jemunya berusaha mendapatkan atraksi segar untuk meramaikan kompleks yang sangat ideal dan mahal itu. Perlombaan ini merupakan langkah berikutnya --setelah bulan April yang lalu diselenggarakan sebuah Festival Ngamen -- yang sempat dihadiri oleh Gubernur Tjokropranolo dan Menko Kesra Surono. Kalau dalam Festival itu mereka hanya bertanding di Plaza Pasar Seni, dalam rally ini ada 6 pos. Di setiap pos harus dinyanyikan paling sedikit: 2 buah lagu. Pos terakhir yang diletakkan di Taman Impian Anak-Anak sama sekali tidak efektif. Kecuali para juri, rata-rata anak-anak yang sedang bermain dalam taman itu tidak ada yang peduli adanya orang ngamen. Panitia mencoba menunjukkan kebaikan acara ini dengan menamakannya sebagai usaha untuk inventarisasi. "Kami ingin menginventarisasikan semua grup ngamen, supaya kalau ada yang butuh, cepat bisa disalurkan," ujarnya. Hanya saja kriteria grup ngamen belum dapat dipastikan. Karena, bukan hanya grup nyanyi saja yang ikut bertanding. Di samping musik gitar juga ada angklung dan kuda kepang ambil bagian. Agaknya yang dimaksudkan dengan ngamen bukanlah jenisnya tapi caranya menjajakan sehingga meliputi segala macam musik dan tontonan yang ditawarkan di sepanjang jalan. Kelompok Ngamen 78 -- yang kalah itu -- menarik karena anggotanya yang rata-rata lulusan SMA. Mereka memilikl 17 buah lagu, antara lain Enceng Gondok, Si Kecil Kejepit, Kami Bertanya. Tapi tidak semua lagu itu boleh dinyanyikan dalam rally -- maklum nadanya protes sosial dan sindiran. Anggotanya 13 orang dengan instrumen seadanya. Mereka menamakan aliran musik mereka "Volk Klun" -- irama bunyi-bunyian dengan alat apa saja tetapi artistik. Daerah operasinya di restoran, terminal bus, kampus, kantor-kantor dan pernah main di kompleks pelacuran Kramat Tunggak. Kelompok ini lahir semasa Sidang MPR yang lalu. Mereka mengaku melihat adanya kepincangan-kepincangan dalam tata-hidup masyarakat yang perlu disalurkan lewat lagu. Formasi awalnya adalah Akhmad Setyadi, Nendra, Gatot dan Edness. Sampai sekarang hanya punya 1 anggota perempuan: Deliana Siahaan. Dalam satu lagu berjudul Nyanyian Pengamen 78 mereka bernyanyi: Selamat malam, saudara-saudari kami mau menyanyi, Mohon diresapi, kami mau tanya, mungkin anda tahu di mana letaknya keadilan itu? Dan apa hukumnya buat sang koruptor Mungkin lebih baik diseret di motor Karena otaknya bangor, .... dst.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus