Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pagelaran drama wayang berjudul Hanoman: Ada Apa dengan Shinta? dan pameran komik strip wayang telah digelar oleh PT Bank Central Asia Tbk (BCA). BCA memecahkan rekor MURI sebagai Perusahaan dengan Kegiatan Pelestaian Wayang Terbanyak.
Perhelatan ini melibatkan lebih dari 100 pemuda dan pelajar bertalenta, serta mencatat lebih dari 1.000 pengunjung yang berasal dari kalangan pelajar, mahasiswa, hingga pihak kementerian atau lembaga. Diselenggarakan pada Ciputra Artpreneur, Jakarta Selatan, acara ini dibuka secara virtual oleh Nadiem Anwar Makariem, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, dan Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA. Kegiatan ini juga dilaksanakan untuk menjadi acara puncak dari rangkaian program edukasi Wayang for Student dari BCA di tahun ini.
“Kami bangga karena selama 11 tahun Bakti BCA bisa mempertahankan komitmennya dalam mendukung pelestarian budaya wayang melalui program 'Wayang for Student'. Pada kesempatan ini, BCA juga berhasil memecahkan rekor MURI sebagai 'Perusahaan dengan Kegiatan Pelestarian Wayang Terbanyak' di mana penghargaannya diserahkan secara langsung oleh Bapak Jaya Suprana, Pendiri dan Ketua Umum MURI. Kami berterima kasih atas dukungan berbagai pihak dan respon positif dari masyarakat akan program tersebut," kata Direktur BCA Antonius Widodo Mulyono, dalam siaran pers yang diterima Tempo pada Selasa, 7 Maret 2023.
Drama Wayang "Hanoman: Ada Apa dengan Shinta?"
Pagelaran drama wayang yang berjudul Hanoman: Ada Apa dengan Shinta? menampilkan karakter populer dari wiracarita Ramayana Hanoman yang dipresentasikan secara modern. Diiringi oleh lantunan orkestra gamelan yang memukau, penonton diajak mengikuti perjalanan Hanoman Sang Anjani Putra, kera sakti berbulu putih berkilau yang lahir dari rahim manusia yang penuh dengan ketidaksempurnaan. Selama satu jam, pertunjukan tersebut memberikan pembelajaran moral melalui kisah Hanoman yang mencari kesempurnaan untuk kedamaian dunia, pengabdiannya terhadap Sri Ramawijaya, dan petualangannya dalam mencari keberadaan Dewi Shinta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pagelaran Wayang Orang "Hanoman: Ada Apa dengan Shinta?" diperankan oleh lebih dari 100 pemuda dan pelajar Indonesia. Dok. BCA
Pementasan ini dibintangi oleh lebih dari empat kelompok pemuda pelajar bertalenta peserta Wayang Youth Festival Award BCA kategori Sendratari, yaitu Sanggar Pendopo, Swagantara, Sanggar Paripurna, dan Wayang Studio. Secara total, terdapat 118 pemuda yang terlibat, yang merupakan perwakilan dari kota Jakarta, Solo, Blitar, Yogyakarta dan Denpasar. Selama masa persiapan, mereka mendapatkan pelatihan dan bimbingan dari sanggar Swargaloka dan Ksatria. Setelah berlatih sekian lama di kota masing-masing, para pemain itu berkumpul di Jakarta dan menampilkan yang terbaik sebagai satu unit kesenian. Secara khusus, BCA juga melibatkan Sandrina Mazaya, seorang public figure dan penari jebolan sebuah ajang pencarian bakat.
Pameran Komik Strip Karya dari 10 Komikus Terpilih
Selain pagelaran drama wayang, juga diselenggarakan pameran komik strip karya dari 10 komikus terpilih yang merupakan peserta Wayang Youth Festival, keluarga karyawan BCA dan mahasiswa program DKV IKJ. Ke-10 komikus sebelumnya telah mendapatkan pelatihan intensif dari Ario Anindito, yang juga merupakan komikus Marvel & DC Comic, dan Irwan Riyadi, seorang penggiat seni wayang dari yayasan Swargaloka. Karya-karya terpilih ini tidak hanya dihadirkan untuk menumbuhkan kecintaan generasi muda pada wayang, namun juga mendukung pemajuan budaya dengan memanfaatkan ranah digital/teknologi, dan menjadi salah satu upaya BCA untuk menjaga keberlanjutan usaha pewayangan.
“Sejak dulu, wayang dikenal bukan hanya sebagai pertunjukan yang menghibur, tetapi juga sebagai media informasi yang menghubungkan tradisi dengan kehidupan sosial masyarakat. Kami sangat mendukung inisiatif BCA untuk melestarikan wayang. Kami berharap melalui acara seperti ini semakin banyak generasi muda, terutama pada Gen -Z yang tertarik dan berminat menjadi pelaku yang melestarikan wayang," kata Dr. Restu Gunawan, M. Hum, Direktur pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pilihan Editor: Pengertian Wayang, Asal-Usul, dan Jenisnya
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.