Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Film Horor Gunakan Simbol Agama, Rako Prijanto Klaim Karyanya Ambil Jalur Benar

Saat menggarap film horor, sutradara dan penulis naskah harus memahami betul proses pengambilan ide, gagasan dan penyaringan sebuah cerita.

27 Maret 2024 | 22.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pemeran utama film Para Betina Pengikut Iblis, Mawar de Jongh, Hanggini, dan Sara Fajira bersama sutradara Rako Prijanto. Dok. Falcon Black

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Film horor menuai sorotan tajam usai dirilisnya poster film Kiblat. Para ulama keberatan dengan poster film tersebut yang dinilai melecehkan agama Islam. Mereka menyorot film film horor Indonesia secara umum telah melenceng dan membawa simbol-simbol agama tertentu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pembesut Para Betina Pengikut Iblis 2, Rako Prijanto mengatakan, saat menggarap film horor, sutradara dan penulis naskah harus memahami betul proses pengambilan ide, gagasan dan penyaringan sebuah cerita. Pemahaman itu amat diperlukan agar ada nilai bisa diambil dari kisah itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film Kiblat menuai sorotan lantaran posternya dianggap mengerikan. Digambarkan seorang wanita dengan wajah mengerikan tengah ruku'. Alih-alih menghadap ke bawah, wajahnya menghadap ke atas dengan ekspresi mengerikan. Di bagian belakang ada gambar sosok tanpa kepala. Poster itu dianggap menyimpang dan membuat orang takut untuk salat. 

Ide Cerita Film Horor Diambil dari Al-Qur'an  agar Dapat Diambil Hikmahnya

Menurut Rako, saat menggarap Para Betina Pengikut Iblis 1 dan 2, Rako Prijanto mengklaim telah mengambil jalur yang benar dan sesuai koridornya. Ia menegaskan, ide cerita diambil dari  Al-Qur'an, sehingga tidak melenceng dari ajaran-ajaran Islam.

"Dari film ini, saya mengambil karakter tiga perempuan yang memang ada di ayat-ayat Al-Qur'an. Perempuan yang sering mengumpat, membanggakan harta dengan kecantikannya dan lainnya, kita ambil semua dalam Al-Qur'an," kata Rako di Jakarta, Senin, 25 Maret 2024.

Penyaringan dalam penggunaan bahasa juga turut diwanti-wanti oleh Rako. Film Para Betina Pengikut Iblis dari bagian satu hingga dua sangat selektif dalam memilih judul yang akan diangkat ke layar lebar. Bisa dilihat, kata Rako dari penggunaan judul yang dipilih.

Pilihan Diksi untuk Menghormati

Ia dan tim tidak menggunakan kata 'perempuan' di dalam judulnya. Sebab, menurut Rako, ia sangat memuliakan perempuan, khususnya dalam agama Islam. Kata perempuan tidak pantas dipakai dalam film ini. "Makanya, penggunaan kata Betina dalam judul itu sangat cocok dengan karakter di film ini," kata Rako.

Fenomena agama yang dibawa ke sebuah film memang lazim terjadi, namun Rako mengatakan, jangan pula seluruh film yang mengandung unsur agama dikaitkan dan dideskripsikan melenceng dari ajaran agama tertentu. Jika dilihat, banyak film-film horor yang akan tayang menjelang Idul Fitri. Momen ini sebetulnya pas untuk menayangkan film horor agar bisa diambil pelajaran dan hikmahnya.

"Kita juga harus menanggapi ini dengan dewasa, ya. Jangan sampai film-film yang akan tayang saat lebaran ini dipelintir dan dikaitkan dengan isu-isu sebelumnya," katanya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus