Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

teroka

Film Horor Jadi Sorotan Usai Kontroversi Kiblat, Sandiaga: Seharusnya untuk Tingkatkan Takwa

Sandiaga mengatakan, saat ini Kemenparekraf juga selalu berkomunikasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait polemik film horor Kiblat.

31 Maret 2024 | 18.05 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Batam - Film Kiblat menjadi kontrovesi sebelum tayang di bioskop. Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno ikut mengomentarinya. Sandiaga mengaku selalu mengapresiasi karya perfilman di Tanah Air tersemasuk film horor.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Film horor tentunya saya apresiasi," kata Sandiaga usai menutup acara Batam Woderfood & Art Ramadan di Batam, Sabtu malam, 30 Maret 2024. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sandiaga mengatakan, saat ini Kemenparekraf juga selalu berkomunikasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait polemik film horor Kiblat. "Kami masih koordinasi dengan MUI," kata Sandiaga. 

Film Horor Sebaiknya untuk Tingkatkan Ketakwaan

Menurut Sandiaga seharusnya film-film horor yang bersinggungan dengan agama tertentu harus membawa penonton untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah Swt. Apalagi saat ini masyarakat berada dalam momen Ramadan

Menparekraf Sandiaga Uno saat menghadiri acara Batam Wonderfood & Art Ramadan, Sabtu, 1 Maret 2024. TEMPO/Yogi Eka Sahputra.

"Kita ingin film-film kita ini, apalagi Ramadan, sebagai bagian dari pada kemuliaan dan keberkahan Ramadan," kata Sandi. "Film itu harusnya memperkuat posisi meningkatkan ketakwaan daripada umat Islam tentunya, apalagi film -film yang memakai judul yang dekat dengan keagamaan dengan simbol-simbol keagamaan, kita pastikan bahwa justru itu mengajak masyarakat untuk lebih dekat dengan agama," kata mantan Wagub DKI Jakarta itu. 

Film Kiblat menuai berbagai kritik keras dari masyarakat Indonesia, tak lama usai perilisan poster resminya. Salah satu kritikan itu datang dari Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah Muhammad Cholil Nafis.

“Kalau ini benar, sungguh film ini tak pantas diedar dan termasuk kampanye hitam terhadap ajaran agama. Maka film ini harus diturunkan dan tak boleh tayang,” tulis Cholil dalam keterangan unggahannya, dikutip Tempo, Rabu, 27 Maret 2024.

Visualisasi poster film Kiblat memang dinilai terlalu mengerikan dan dianggap tidak memenuhi kaidah etika karena membawa unsur keagamaan yang dinilai sangat sakral bagi agama tertentu, dalam hal ini agama Islam. Di poster terlihat seorang perempuan bermukena dalam posisi rukuk. Akan tetapi, bukannya menunduk, bagian wajah perempuan di dalam poster malah menghadap ke atas dan terlihat seperti sedang berteriak. Selain itu, di dalam poster terlihat pula sosok manusia tanpa kepala.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus