Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Film Perayaan Mati Rasa Dituding Romantisasi Kesedihan, Umay: Aku Harus Jujur dalam Bercerita

Umay Shahab menjawab kritik soal film Perayaan Mati Rasa yang dianggap meromantisasi kesedihan. Ia merasa harus jujur sebagai sutradara.

20 Januari 2025 | 23.31 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Para pemain film Perayaan Mati Rasa karya Sinemaku Pictures. Foto: Dok. Sinemaku Pictures.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Umay Shahab, yang lebih dulu dikenal sebagai aktor, kini semakin mendalami kiprah lainnya dalam dunia perfilman. Ia menjadi sutradara dan produser lewat film terbarunya, Perayaan Mati Rasa. Dalam film tersebut, Umay juga beradu peran dengan Iqbaal Ramadhan. Film yang diproduksi oleh Sinemaku Pictures ini dijadwalkan tayang pada 29 Januari 2025. Adapun Perayaan Mati Rasa merupakan film ketiga garapan Umay setelah Kukira Kau Rumah (2021) dan Ketika Berhenti di Sini (2023).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pilihan Editor: Sinemaku Pictures Umumkan 5 Proyek Film di 2025, Ada Genre Drama hingga Horor

Film Perayaan Mati Rasa Dituding Meromantisasi Kesedihan

Sejak diumumkan, Perayaan Mati Rasa memang ramai menuai perhatian netizen. Beberapa komentar menyebut film ini terlalu meromantisasi kesedihan. Namun, Umay menampik anggapan tersebut. Bagi dia, film ini adalah bentuk kejujuran personal yang tercermin dari karakter Uta Antono, adik dari Ian Antono (Iqbaal Ramadhan).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Umay juga tidak ambil pusing. Ia menilai, film ini lahir dari pengalaman emosional yang tak bisa dipisahkan dari dirinya. "Aku cuma menceritakan. Aku cengeng dan aku merasa sebagai filmmaker, aku harus jujur dalam bercerita," ujar Umay saat ditemui di sela acara Festival Perayaan Mati Rasa x Sinemaku Day, di kawasan Senayan, Jakarta, Ahad, 19 Januari 2025.

Laki-laki 23 tahun itu mengatakan, rasa takutnya kehilangan orang tua juga dituangkan dalam bentuk film tersebut. Umay menilai, anggapan bahwa film ini mengkomersialisasi air mata berasal dari pola pikir negatif sebagian orang. “Ya mungkin negative thinking aja bawaannya. Tapi buat saya, ini sesuatu yang memang ingin saya bicarakan di film,” ucapnya.

Cerita Tentang Mimpi dan Kehilangan

Perayaan Mati Rasa mengisahkan perjuangan seorang remaja bernama Ian Antono yang bermimpi menjadi musisi bersama grup musiknya, Midnight Serenade. Ian berusaha menggapai cita-citanya meski harus menghadapi konflik dengan adiknya, Uta. Selain Umay dan Iqbaal, film ini juga dibintangi Devano Mahendra, Dul Jaelani, dan Randy Danistha. Para aktor muda tersebut berperan sebagai anggota grup Midnight Serenade yang turut meramaikan cerita.

Film ini adalah satu dari lima proyek yang diumumkan Sinemaku Pictures untuk 2025. Empat lainnya, yaitu Tumbal Darah, Hanya Namamu dalam Doaku, Patah Hati Paling Sengaja, dan Siksa Sampai Mati. Film-film juga dipastikan lebih banyaj menunjukkan keberagaman genre dari rumah produksi yang didirikan Umay bersama Prilly Latuconsina itu, mulai dari drama hingga crime-horor.

Pengumuman tersebut disampaikan dalam acara Festival Perayaan Mati Rasa x Sinemaku Day yang berlangsung meriah di kawasan Senayan, Jakarta Selatan. Acara itu juga dimeriahkan oleh musisi ternama seperti Sal Priadi, Romantic Echoes, Pesta Band, Oomleo Berkaraoke, Nadin Amizah, Midnight Serenade, hingga Hindia.

Adinda Jasmine

Adinda Jasmine

Bergabung dengan Tempo sejak 2023. Lulusan jurusan Hubungan Internasional President University ini juga aktif membangun NGO untuk mendorong pendidikan anak di Manokwari, Papua Barat.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus