Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Hong kong masuk angin

Internasionalisasi hong kong dilontarkan francis maude, membuat hong kong merasa cemas. permohonan paspor inggris meledak. kementerian luar negeri rrc, li jinhua, mengutuk isu tersebut.

5 Mei 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TUJUH tahun tak lama, hanya sebentar saja. Bagai orang masuk angin, begitulah kecemasan melanda Hong Kong kini. Malah RRC kebat-kebit dengan bertiupnya isu "internasionalisasi Hong Kong". Trauma pembantaian di Tiananmen yang terkenal itulah yang memantik api gelombang protes menyongsong cabutnya Inggris dan masuknya kuku sang Naga tujuh tahun lagi di Hong Kong. Lalu disusul hijrahnya sejumlah ahli atau pekerja -- dan modal, tentu saja. Ada yang boyong ke Singapura, ke Australia, Kanada, dan Amerika Serikat. Pemohon paspor Inggris pun meledak meski harus membayar mahal. Bahkan Lim Fansang, pensiunan kepala sekolah di perbatasan Sha Tau Kok, mau pindah ke Inggris. "Anak saya sekolah dan bekerja di sana. Kalau nanti terjadi apa-apa di Hong Kong, kami gampang menyusul dia," kata kakek 78 tahun itu. Memang, para pemegang paspor Inggris membuat iri banyak orang. "Saya sendiri tidak bisa apa-apa. Tak tahu bagaimana nasib saya nanti," kata Hsiao, sopir taksi yang melayani rute ke Bandara Kai Tak. Inggris hanya menawarkan 225.000 paspor bagi penghuni utama Hong Kong. Sedangkan pertengahan tahun lalu, Komisi Luar Negeri Majelis Rendah Inggris (FAC) menggugurkan hak untuk tinggal di Inggris bagi 3,25 juta pemegang British National Overseas Passport terdahulu. Internasionalisasi Hong Kong dilontarkan Francis Maude, Menteri Inggris untuk Urusan Hong Kong. Itu didukung Prancis, Jerman Barat, Luksemburg, dan Belgia, sejauh untuk pemegang paspor yang bekerja di perusahaan milik mereka. Yang lain boleh gigit jari: tetap hidup di bawah UUD buatan RRC yang pekan lalu disahkan di Beijing. Ujian berat bagi warga Hong Kong yang terbiasa bernapas dalam udara bebas. Adanya angin internasionalisasi itu membuat belingsatan juru bicara Kementerian Luar Negeri RRC, Li Jinhua. Ia menekankan RRC tak mau menerima Hong Kong tahun 1997 dihuni jutaan pemegang paspor asing. Ia mengutuk isu internasionalisasi itu. Selain menyemprotkan kutukan, lebih jauh belum diketahui suasana macam apa yang mungkin dijanjikan sang Naga untuk kenyamanan warga Hong Kong di kemudian hari. Didik Budiarta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus