DIRECTORY OF WEST EUROPEAN INDONESIANIST 1987 Oleh: Koniklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde, Leiden Penerbit: Foris publications, Dordrecht-Holland/Providence-USA. 313 halaman, subyek indeks INDONESIA merupakan kawasan penelitian menarik bagi para ilmuwan Barat. Penjajakan telah dimulai sejak abad 19, terutama oleh ilmuwan Belanda. Pada 1851 Belanda mendirikan suatu lembaga khusus untuk menunjang aktivitas para ahli Indonesia negeri kincir angin ini, yaitu Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde van Nederlandsch Indie (Lembaga Penelitian Bahasa dan Antropologi Hindia Belanda). Kata "Hindia Belanda" tentu saja dihilangkan ketika Indonesia merdeka. Lembaga tersebut sekarang terutama dikenal dengan singkatannya: KITLV. Sejak Perang Dunia II berakhir dan bangsa Indonesia berhasil mencapai kemerdekaannya, monopoli peneliti Belanda dalam bidang "Indonesianistik" lambat laun tergeser. Para ilmuwan dari berbagai negara Barat mulai berminat atas aneka ragam kebudayaan yang dapat mereka temukan di 13.000 lebih pulau antara Asia dan Australia itu. Indonesianistik menjadi lebih internasional dan tentu saja berpengaruh pada peranan KITLV dalam bidang ini. Berbagai pihak telah meminta lembaga penelitian Indonesia yang sangat berpengalaman ini menjadi suatu pusat dokumentasi tempat para ilmuwan dapat memperoleh bahan-bahan studi mereka secara profesional. Keinginan ini tentu dapat dimengerti karena KITLV memang memiliki perpustakaan yang boleh dibilang sempurna di bidang ilmu sosial, sejarah, dan bahasa dari Indonesia. Hal lain yang turut berperan dalam permintaan tersebut adalah hasrat berkomunikasi antara para Indonesianis Barat. Mereka ingin tahu penelitian yang sedang mereka kerjakan -- dan bukan merupakan penelitian ulang atau ganda. Di samping itu, seorang ilmuwan tentu perlu berdialog dengan rekan seprofesinya. Direktori para Indonesianis Eropa Barat yang baru diterbitkan KITLV ini merupakan langkah pertama perwujudan komunikasi ilmiah. Penerbitan ini memuat ilmuwan Eropa Barat, hanyalah karena alasan praktis. Untuk tahap pertama, suatu proyek internasional pendokumentasian para Indonesianis Barat tentu akan menyerap lebih banyak waktu, tenaga, dan dana. Buku ini memuat 760 nama peneliti lengkap dengan data relevan seperti alamat, bidang penelitian, obyek penelitian, dan publikasi-publikasi. Lebih dari dua pertiga yang menerima kuesioner mengirimkannya kembali ke KITLV. Para responden ini terdiri dari para peneliti Austria, Belanda, Belgia, Denmark, Inggris, Italia, Jerman Barat, Norwegia, Prancis, Portugal, dan Swedia. Mayoritas mereka bergelar sarjana. Namun, ada juga beberapa peneliti yang, walaupun tak menyandang gelar universitas, telah membuktikan dedikasi mereka dalam suatu bidang Indonesianistik. Kelompok terbesar yang tercakup dalam survei direktori ini adalah sejarawan dan ahli antropologi budaya. Tidaklah mengherankan kelompok terbesar dari 760 nama itu terdiri dari nama peneliti Belanda. Direktori yang baru terbit ini dapat kita anggap sebagai publikasi yang akan memenuhi kebutuhan kontak antara para Indonesianis Eropa Barat. Namun, tak tertutup kemungkinan orang lain pun dapat memanfaatkan buku ini. Para peneliti Indonesia juga dengan mudah dapat menemukan nama serta data ilmiah rekan-rekan mereka di Eropa Barat. Hal ini sangat menarik bagi mereka yang mencari seorang pakar khusus dalam bidang tertentu. Setiap peneliti tentu pernah berpengalaman betapa sulit menemukan informasi khusus tentang obyek yang sedang digarap. Kelancaran ilmiah yang kita harapkan ini dapat dipenuhi untuk sebagian oleh Direktori Indonesianis Eropa Barat ini. Jean van Kok dan Asbari N. Krisna (Amsterdam)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini