Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Film horor yang jadi pembuka di 2024, Pemandi Jenazah, merupkan film yang terinspirasi dari cerita nyata kisah pemandi jenazah. Diproduksi oleh Visual Media Studio (VMS), film besutan Hadrah Daeng Ratu yang naskahnya ditulis oleh Lele Laila itu tayang pada 22 Februari 2024 di bioskop.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baru saja merilis poster dan trailer resmi, VMS menghadirkan Pemandi Jenazah sebagai film perdananya. Menurut produser, Salu Samtani, mereka percaya diri menyuguhkan film ini karena ceritanya relevan dengan semua manusia.
Workshop Pemain Pemandi Jenazah
Jajaran kru juga mengaku telah menyiapkan workshop buat para pemain dengan mengumpulkan mereka untuk ngobrol dengan narasumber, yakni pemandi jenazah aslinya. Tak hanya sakral, film yang mengisahkan profesi sebagai pemandi jenazah itu juga menyimpan banyak cerita tersendiri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lele selaku penulis skenario merasa cocok dengan film karena menyukai ceritanya. Dia juga menambahkan hal-hal baru agar cerita makin hidup. “Saya senang sekali waktu diajak nulis Pemandi Jenazah. Kalau hanya setan-setan aku mikir beberapa kali lagi. Akhirnya waktu itu mikir keras apa yang bedain rasa takutnya di film ini, seram banget sih.”
Hadrah selaku sutradara mengatakan bahwa film ini dibangun dengan kultur pemandian mayat dalam tata cara Islam. Sebab, dalam Islam, orang yang meninggal ada dua cara, yakni husnul khotimah (meninggal dengan cara baik) dan su’ul khotimah (kematian yang buruk). “Seorang pemandi jenazah penting untuk membersihkan jenazah saat hendak menemui Tuhan. Ini adalah pekerjaan yang sangat mulia tapi juga mengerikan. Akan ada banyak surprise,” kata Hadrah.
Poster film Pemandi Jenazah. Dok. Visual Media Studio.
Inspirasi Film Pemandi Jenazah
Sang sutradara mengaku bahwa cerita ini sudah ada dari produser, Tony, “Ide cerita awalnya langsung dari Pak Tony. Saya datang sudah dengan sinospis ini. Saya yakin ada banyak kisah yang berbeda dari para pemandi jenazah. Cerita ini berdasarkan dari kisah-kisah yang mereka ceritakan, itu yang menariknya di sini.”
"Pengalaman pribadi, waktu ke rumah teman, ada kematian dan pemandi jenazah. Kenapa tidak pernah ada orang yang angkat soal pemandi jenazah? Karena ini pekerjaan sakral, mulia, dan dia yang melihat orang itu di keadaan terakhirnya," tutur Tony.
Terlebih, kisahnya tak hanya bercerita soal horor, tapi ada luka dan kehilangan cukup dalam yang dialami setiap tokoh. Begitu menurut pengakuan Hadrah Daeng Ratu. “Terus terang saya syuting ini dulu baru ayah saya meninggal. Semua yang saya hadapi di workshop saya aplikasikan buat kehidupan saya, bagaimana menghadapi kehilangan, luka, sedih yang sangat dalam di film ini. Para pemandi jenazah juga merasakan emosi dari keluarga.”
Aghniny Haque juga mendengar cerita dari para pemandi jenazah bahwa mereka telah melakukan profesi tersebut selama dua puluh tahun lebih. Ada yang memulainya dari mimpi, tapi ada juga yang mengambilnya walau berat dengan percaya bahwa itu bisa jadi amalannya.