Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Kampanye Lingkungan, Ilustrator Hari Prast Kolaborasi dengan Sepatu Node

Gambar Hari Prast bernuansa alam dengan satwa langka di Indonesia, seperti bekantan, badak bercula satu, gajah sumatra, orang utan, dan rangkong.

26 November 2021 | 15.24 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kolaborasi karya illustrator Hari Prast alias Hari Merdeka dengan sepatu Node yang berbahan alam. (Dok.Node)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung - Illustrator, Hari Prast alias Hari Merdeka, berkolaborasi dengan sepatu Node. Mereka mengkampanyekan isu hutan ke kalangan anak muda lewat sepatu jenis slip on. Sepatu yang terbuat dari bahan alam itu pun ikut mendukung gerakan anti deforestasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Karya gambar Hari Prast menghiasi bagian atas sepatu dengan semarak warna. Gambarnya bernuansa alam dengan beberapa satwa langka di Indonesia, seperti bekantan, badak bercula satu, gajah sumatra, orang utan, dan rangkong gading. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Proyek kampanye ini juga bertujuan mengingatkan ke semua orang yang melihat visual dalam sepatu tersebut untuk bisa memulai langkah dalam menjaga kelestarian alam dan hutan,” kata Hari lewat keterangan tertulis, Jumat 26 November 2021.

Chief Executive Officer sepatu Node, David Chrisnaldi mengatakan, pihaknya berupaya menjalin ikatan dengan gerakan lingkungan hidup. Kolaborasi itu selaras dengan nama Node, hasil singkatan dari No Deforestation. “Kami berupaya memenuhi kebutuhan bahan baku sepatu tanpa menebang pohon di hutan,” ujarnya.

Kampanye pelestarian hutan di sepatu yang digalang Node dan ilustrator Hari Prast. (Dok.Node)

Bahan baku yang dipakai dalam koleksi sepatu buatan Sukabumi, Jawa Barat, itu berasal dari material alami. Contohnya benang rami, serat kenaf, kain alam sekam padi, lem perekat dari getah pinus, dan karet alam. Ada juga penggunaan sutra yang menjaga kaki agar tetap higienis.

Karena berbahan alam, keunikannya bertambah oleh masa pakai sepatu. “Dari hasil pengujian, masa pakainya sekitar tiga tahun setelah sepatu dipakai,” kata David yang dihubungi Jumat, 26 November 2021. Kondisi yang mendukung sepatu bisa tahan lama yaitu di tempat yang kering atau dingin. Sebaliknya pada kondisi tempat yang lembab dan panas seperti pinggir pantai.

Nantinya, kata David, limbah sepatu itu bisa dikubur dan terurai di tanah. Berdasarkan hasil pengujian di laboratorium yang dikondisikan dengan alam di luar ruangan, bagian sol sepatu misalnya, akan terurai sekitar 4 persen selama 123 hari oleh bakteri. “Kalau ditimbun di tanah akan terurai kurang lebih 8 tahun,” kata David. Tes itu dilakukan pembeli sol sepatu Node di Scion New Zealand.

ANWAR SISWADI

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus