Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Kembalinya Teror Biarawati Iblis

The Nun II menghadirkan teror berulang yang menyerang suster Irine. Valak menjadi nyawa dari kisah tersebut.

 

10 September 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Film The Nun II. Warner Bros Pictures

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Film The Nun II menjadi film kesembilan jagat The Conjuring. 

  • Sutradara Michael Chaves menyajikan visual Valak yang lebih ciamik. 

  • Keimanan terhadap Tuhan jadi kekuatan utama film waralaba The Conjuring.

Iblis Valak kembali. Siapa yang tak kenal sosok Valak? Tokoh antagonis berwujud iblis perempuan berpakaian layaknya biarawati dengan kerudung dan pakaian khas ini sukses menjadi wajah waralaba film horor The Conjuring Universe. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Valak hadir dalam film berjudul The Nun II yang tayang di bioskop-bioskop di Jakarta dan sekitarnya sejak beberapa hari lalu. Sesuai dengan judulnya, film berdurasi 110 menit itu melanjutkan film sebelumnya, The Nun, yang tayang pada 2018. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film garapan sutradara Michael Chaves itu melanjutkan kisah biarawati Irene yang masih diperankan oleh Taissa Farmiga. Pada film sebelumnya,  Irene ditemani pastor Burke—diperankan oleh Demian Bichir—bertugas menyelisik kematian dua biarawati di Biara Saint Charta di pedalaman Rumania pada 1952. 

Kematian kedua biarawati yang janggal itu rupanya ada kaitannya dengan iblis Valak. Susah payah keduanya memusnahkan iblis yang diperankan oleh Bonnie Aarons tersebut. Faktanya, Valak masih gentayangan. 

Film The Nun II. Warner Bros Pictures

Pada film The Nun II, iblis tersebut seperti mengikuti Irene yang menjalani kehidupannya sebagai suster Katolik di sebuah biara di Prancis. Biara yang semula tenang berubah mencekam kala Valak kembali. Lagi-lagi iblis itu bertanggung jawab atas serangkaian kejadian yang janggal, bahkan mengambil nyawa. 

Kali ini Irene ditemani suster Debra yang diperankan Storm Reid. Suster Debra, yang dianggap bermasalah oleh pengurus biara, justru bisa berkawan dengan Irene. 

Dalam The Nun II, Michael Chaves sepertinya paham betul bahwa Valak memang menjadi nyawa dari kisah tersebut. Sutradara berusia 38 tahun itu cukup intens memunculkan penampakan Valak. 

Salah seorang penonton, Rangga Kresna, mengaku hantu Valak memang menjadi pemikat dirinya menonton The Nun II. Bagi pria berusia 39 tahun itu, Valak merupakan salah satu tokoh terkeren dalam dunia horor

"Berdiri diam saja kesan seramnya sudah dapat. Apa lagi saat giginya kelihatan?" kata Rangga saat ditemui di bioskop di salah satu mal di Jakarta Pusat, Kamis lalu.  

Menurut Rangga, ada sosok seram lainnya dalam film terbaru kali ini. Sosok itu adalah Maurice alias Frenchie yang diperankan Jonas Bloquet. Aktor berusia 31 tahun itu tampil ciamik saat beradegan kesurupan.

"Tata rias tokoh Maurice yang kesurupan juga sangat detail," ujar dia. 

Faktanya, peran Maurice menjadi salah satu kunci dalam The Nun II. Tokoh tersebut menjadi penyambung benang kaitan antara The Nun pertama dan kedua. 

Penonton lainnya, Miko, memuji suguhan visual dalam The Nun II. Menurut pria berusia 28 tahun itu, efek visual yang diboyong Chaves terasa lebih segar, baik secara kualitas maupun ceritanya. 

Salah satu visual terbaik adalah saat adegan Valak muncul dari rak majalah di hadapan suster Irene. "Latarnya boleh saja tahun lima puluhan. Tapi efek visual dan ide-idenya sangat segar," tutur Miko. 

Uniknya, Chaves juga mengaku bahwa adegan Valak muncul dari rak majalah sebagai adegan tersulit dan paling menyeramkan baginya. Tak cuma itu, adegan tersebut juga ia anggap sebagai salah satu yang termahal selama proses pembuatan film

Film The Nun II. Warner Bros Pictures

Hasilnya pun membuat Chaves puas. Niat awal Chaves menghadirkan teror yang unik dan mudah diingat penonton sukses terwujud. "Adegan ini juga yang paling lama diselesaikan. Bahkan ini adegan pertama dan terakhir yang kami kerjakan."   

Bagi sutradara Chaves, ini merupakan yang ketiga kalinya ia menggarap film dalam waralaba The Conjuring. Dua film sebelumnya berjudul The Curse of La Llorona dan The Conjuring: The Devil Made Me Do It. 

Ia mengaku puas bisa terlibat dalam waralaba film horor terlaris di dunia ini. Menurut Chaves, film-film Conjuring memang punya kengerian unik yang berbeda dengan film horor lainnya. Menurut dia, setiap film dalam waralaba The Conjuring punya karakter masing-masing. 

Meski begitu, ada satu benang merah yang menjadi kekuatan utama, yakni tentang keimanan terhadap Tuhan. Ya, keimanan atas Tuhan yang selalu menjadi pemenang saat menghadapi iblis yang super kuat sekalipun. "Keimanan selalu menjadi unsur yang selalu ada dalam film-film ini," kata Chaves. 

Tentang film yang berkaitan, Chaves juga buka suara tentang adanya kemungkinan muncul film berikutnya setelah The Nun II. Meski mengaku belum tahu-menahu tentang proyek waralaba The Conjuring selanjutnya, Chaves merasa The Nun II masih menyisakan pertanyaan yang bisa berlanjut dalam film berikutnya. 


INDRA WIJAYA 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus