The Russian State Ballet of Moscow pentas dengan sukses di Jakarta, Mer~eka adalah grup balet yang masih klasik sekali. Misalnya, kisah Danau An~sa ini. PANGERAN Sieg~fried (Andrei Riabov) tengah merayakan ulang tahun di istananya. Ibunda Ratu (Calina Dedioukhina) membeRInya hadiah sebuah panah. Dimintanya sang pangeran memilih jodoh, tapi tak seorang pun di antara yang hadir berkenan di hatinya. Ia justru tertarik pada sekelompok angsa liar yang memintas di kejauhan.Diburunya angsa-angsa cantik yang lari ke hutan. Sang pangeran menemukan buruannya di sebuah danau. Tapi, ia batal membunuh, karena angsa-angsa tersebut dilindungi Putri (angsa) Odette (Y. Kazantseva/M. Bogdanova), yang menawan dan membuatnya jatuh hati. Apa lacur, angsa jelita itu di bawah kekuasaan Rothbart, si tukang sihir yang jahat. ltulah kisah Danau Angsa (Swan Lake), salah satu nomor tari yang dipentaskan Russian Ballet of Moscow di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuh (22 Agustus - 2 September 1992), Jakarta. Kita beruntung dapat menyaksikan ko~reografi L. Ivanov yan~ dibawakan oleh penari-penari kelas dunia di bawah arahan dir~ektur artistik Viatcheslav Gordeev, mantan penari Balet Bolshoi. Ivanov menata Danau Angsa dalam empat babak: I dan III di istana yang penuh kemegahan, kekuasaan dan kemewahan 11 dan IV di sebuah danau di tengah hutan, menyajikan perjuangan putr~i-putri ayu yang romantis, pasrah, penuh harap, dan bernuansa lembut. Empat elemen penting balet: kostum, tari, musik, dan drama berhasil dipadukan dengan baik oleh Ivanov, Di bawah sorotan lampu biru redup bak sinar rembulan. kostum keenam belas angsa, yang putih mulus, tampak anggun, Layar belakang yang digambari ~sebuah danau dan wings yang ditutup warna kelam menguatkan suasana sepi yang sendu. Gerakan tubuh para penari ringan bagaikan bulu. Posisi kaki yang lurus menjulur di atas kepala, gerakan tangan yang gemulai, liukan tubuh yang mustahil tampak begitu mudah dilakukan. Gerakan kaki yang cepat rumit, gerak tangan yang gemulai mengalir tak pernah meleset dari irama musik Tschaikovsky, yang kadang sedih kadang membahana. Teknik selalu tersembunyi. Penari-penari yang tampak begitu gampang melakukan gerakan yang mustahil (30 ~ berputar pada poros tubuh, meloncat tinggi, dan mendarat tanpa suara) adalah bukti bahwa teknik sudah menyatu dengan penari. Teknik tentu bukan tujuan akhir. melainkan alat untuk mengungkap suasana, makna, atau pesan yang~ ~~oleh penata tari ddianggap penting. Lihat, misalnya, bagaimana dara-dara angsa mengambil posisi berbanjar di kiri kanan pentas. Kedua adegan tepi danau, bagi saya, merupakan metafora kewanitaan dan kegadisan yang menjadi senjata Odette menghadapi Siegfried. Saya melihat Odette bukan saja sebagai seorang pahlawan wanita yang tragis, tapi juga seorang putri yang harus melindungi dan membebaskan dara-dara angsa yang menghamba padanya. Dalam koreografi Ivanov, perasaan Odette terhadap Siegfned tidaklah sederhana: ia pemalu, berkali-kali mencoba melepaskan diri dari pelukan Siegfried, dan acap tak kuasa menatap sorot matanya. Ia menginginkannya, membutuhkannya, tetapi juga takut kep~adan~ya. Berulang kali. di dal~m kedua adegan danau, odette menjauh dari Siegtned ke sudut Rothbart (kiri atas pentas) seakan-akan meragukan cinta sang pangeran. Dibawakan oleh penari-penari kelas utama dunia, nuansa lembut t~ampil memuk~au. Yang ~takkan saya lupakan adalah adegan ciuman yang dilakukan oleh Odette dan Siegfried. Di babak kedua. Odette dalam posisi meliukkan tubuh ke belakang, kepala hampir menyentuh ~tanah, kaki kiri lurus menyilang bahu Sieg~fried, yang menahan punggung Odette dalam posisi mere~ndah. Perlahan dua bibir mendekat ... dan gagal, karena Rothbart mendadak datang. Penari Odette hampir sempurna. Pangeran Siegfried cukup memukau, walau belum setaraf Rudolh Nureyev atau Mikahil Barysnikov. Sal Murgiyanto
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini