Beda dengan pertamina

Secara Resmi Prof. Sumitro Djojohadikusumo memegang pucuk pimpinan PT Astra (TEMPO, 8 Agustus 1992, Laporan Utama). Menurut Pak Mitro, ia berharap akan bisa menyelamatkan perusahaan tersebut, yang konon memiliki utang sekitar Rp 2 trilyun. Saya lalu teringat pada krisis Pertamina sekitar tahun 1975. Ketika itu Pertamina menumpuk utang sebanyak 10 milyar dollar akibat over priced sewa beli kapal-kapal tangki minyak. Lalu, pemerintah cepat-cepat turun tangan menyelamatkan perusahaan minyak itu. Tindakan pemerintah tersebut dapat dimaklumi, sebab Pertamina adalah perusahaan milik negara, yang berarti juga menyangkut nama bangsa. Beda dengan Astra. Biarpun Astra mengaku sebagai asset nasional karena memiliki puluhan cabang dan puluhan ribu karyawan, tapi perusahaan konglomerat itu hakikatnya hanya berupaya untuk memperoleh laba sebanyak mungkin demi kesejahteraan kelompoknya saja. Adalah wajar bila masyarakat luas bertanya-tanya tentang kesediaan ekonom masyhur tersebut menggantikan William Soeryadjaja menangani krisis pada perusahaan swasta yang banyak utang tersebut. "Demi teman," kata Pak Mitro setelah ia memperoleh persetujuan presiden. H. SOEHARJONO 11 Dean Street London W 1V 5 AH Inggris