Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Mereka Berkarya di Tengah Kerikil

27 Desember 2004 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hadirnya film-film Aborigin tak lepas dari sejarah panjang film Australia. Industri film di Negeri Kanguru bergulir sejak 1896. Sekitar tiga tahun berselang, film cerita pertama, Soldier of the Cross, dibuat oleh Joseph Perry. Film berdurasi sekitar 15 menit itu dibuat untuk Balai Keselamatan Australia. Pada 1906, film The Story of the Kelly Gang arahan sutradara Charles Tait muncul. Ini merupakan film kedua yang menandai sejarah perfilman negeri itu. Dan sejak itu perfilman Australia berkembang pesat hingga 1930. Setelah itu, mereka padam. Baru pada 1970-an mereka bangkit kembali, seiring berdirinya Australian Film Commission (AFC).

Film Aborigin pertama kali muncul pada awal 1981. Dua film, Two Laws dan Wrong Side of the Road, yang muncul hampir bersamaan, menjadi tonggak sejarah film Aborigin. Two Laws karya Alessandro Cavadini dan Carolyn Strachan merupakan film semidokumenter yang berkisah tentang kepemilikan tanah suku Aborigin yang terampas. Sedangkan Wrong Side of the Road arahan sutradara Ned Lander dan Graeme Isaac adalah film cerita seputar perjalanan dua grup musik suku Aborigin.

Hanya, kedua film itu masih garapan sineas kulit putih Australia. Para pemainnya saja yang melibatkan kalangan Aborigin. Menurut David Hanan, guru besar bidang media dan film dari Universitas Monash, Australia, para sineas Aborigin baru muncul sekitar awal 1990. Sebut saja Tracey Moffat, Ivan Sen, dan Rachel Perkins. Sejak itu, film Aborigin karya mereka sendiri mulai marak. Bahkan di antara film-film itu ada yang ikut dalam sejumlah festival film internasional.

Maraknya film Aborigin, David Hanan menambahkan, juga tak lepas dari dukungan kalangan perfilman dan jaringan televisi di Australia. Selain AFC, sejak 1990-an jaringan televisi Special Broadcasting Service (SBS) dan Australian Broadcasting Corporation (ABC) mulai menayangkan film-film Aborigin—baik film cerita, film pendek, maupun film dokumenter—karya sineas Aborigin. Hingga kini sudah ratusan film Aborigin yang diproduksi kalangan mereka sendiri.

Menurut David Hanan, ada perbedaan antara film Aborigin karya sineas kulit putih dan film yang dibuat orang Aborigin sendiri. Para sineas kulit putih cenderung menonjolkan sisi eksotisme dan mitologi tentang suku asli Australia itu. "Sedangkan para sineas Aborigin lebih banyak mengangkat tema seputar problematika mereka, seperti rasisme dan hak kepemilikan tanah yang terampas," tuturnya.

Nurdin Kalim

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus