Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Minyak MINYAK, memang licin. Dan Amerika Serikat rada terpelesat. Si "poli si dunia" dan kawannya yang berkepentingan dengan minyak Timur Tengah ini tak menyangka kalau 2 Agustus lalu Irak mudah menduduki Kuwait. Emir Kuwait Syeikh Jabar al-Ahmad al-Sabah lari ke Riyadh, Arab Saudi. AS, Inggris, Prancis, dan beberapa negara Arab, baru 8 Agustus lalu memblokade Irak. AS juga berusaha membebaskan Kuwait, dan menempatkan tentara di Arab Saudi dengan alasan tidak diserang seperti Kuwait. Sewaktu perang Irak-Iran (1980-1988) AS siap siaga. Bahkan, AS memenuhi pinta Emir Kuwait melindungi negeri 170 X 90 km itu dan tankernya dikawal dari serangan Iran. Invasi mungkin tak terjadi bila Kuwait mengakui mencuri minyak senilai 2,4 milyar dolar AS dari ladang Irak. Tetangganya yang sedang mengobati luka perang dengan Iran itu menuduh Kuwait dan Uni Emirat Arab biang yang mengacaukan harga minyak di pasar internasional. Sebaliknya, dalam perundingan di Jeddah pada 31 Juli, dan gagal, Kuwait menuding Irak menampik melunasi utang 10 milyar dolar AS. Ini mendorong Presiden Irak, Saddam Hussein al Takriti, menggerakkan 100 ribu tentara dan 400 tank menyerbu Kuwait. Ketika 1961 Kuwait merdeka dari Inggris, Irak mengklaimnya sebagai wilayahnya -- dihitung sejak Abbasiyah memerintah di Baghdad pada 750 Masehi. Muncul Inggris membantu Kuwait. Irak ngeper. Sama terjadi tahun 1967 dan 1973. Tapi serangan fajar awal Agustus lalu itu tindakan Saddam yang tak mau gagal lagi. Irak yang awalnya bernama Mesopotamia, di antara Sungai Tigris dan Eufrat, kenyang ditaklukkan. Bukan hanya Romawi berkuku di sana. Penguasa dari Persia seperti Cyrus Agung, Darius I, dan Sassanid menduduki Irak. Ismail Safawi yang bertahta di Persia menyeberang ke sini, dan membasmi mazhab Suni. Kini, sembari menyiapkan perang, Saddam mencari simpati dunia Islam. Arab Saudi dipojokkan dengan menyebutkan kota suci Mekah dan Madinah dikotori orang asing. Tentara AS hadir di sini siap menggempur Irak. Bila perang nuklir dan kimia melanda Arab Saudi, berapa lamakah umat Islam bisa menunaikan ibadah haji? Saddam meniup terompet sentimen keagamaan, tapi ia mengherokan Nebukadnezzar atau Namrudz, Maharaja Irak ketika masih bernama Babilonia (artinya: Pintu Tuhan). Selesai restorasi peninggalan Babilonia, 1988, ia merayakannya besar-besaran. Padahal, di Irak pernah lahir rasul, Ibrahim. Ia digelari al-Khalil, sahabat Allah. Lahir di gua Fadam 'Aram, Samarra, Ibrahim membasmi berhala Namrudz. Karena mengembangkan agama tauhid ia dibakar, tapi api sejuk menjilati tubuhnya. Ibrahim ke Palestina, Mesir, dan membangun Ka'bah di Mekah bersama anaknya, Ismail. Selama Perang Dunia I kekuasaan Ottoman di Mesopotamia dicopot Inggris dan dijadikan wilayah protektoratnya. Irak merdeka pada 1932. Kini, Arab yang dibantu AS dan sekutu Barat melawan Arab bernama Irak. Mereka memang sulit akur. Agaknya Saddam ingin Irak adalah Irak. Ketika melawan Iran, ia menerima bantuan dari Kuwait dan Arab Saudi. Saddam kini berdamai dengan Iran. Sikap pragmatis? Rasanya ini tercermin dalam pepatah Arab Kuno: Musuh kawanku, dia musuhku. Seteru musuhku, itu karibku. Seperti kabilah dan tradisinya yang nomad, Arab sulitdiraba. Zakaria M. Passe
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo