Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Museum Ciputra Artpreneur akan menghelat acara besar memperingati seabad seniman Hendra Gunawan. Untuk merayakan hidup dan perjalanan karya sang seniman, museum milik pengusaha Ciputra ini akan memamerkan puluhan karya Hendra dan karya lain dari para seniman Indonesia. Pameran seni rupa ini akan berlangsung mulai 4-16 Agustus 2018 di Museum Ciputra Artpreneur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Museum ini akan memamerkan setidaknya 32 karya Hendra Gunawan dalam pameran bertajuk Hendra Gunawan: Prisoner of Hope dan karya para seniman yang merespon karya Hendra dalam pameran Spektrum Hendra Gunawan. Pengamat seni sekaligus salah satu kurator pameran Hendra Gunawan, Agus Dermawan T menyebut pameran ini merupakan pameran Hendra Gunawan terbesar sang seniman.
“Pada 1979 di Taman Ismail Marzuki hanya 21 karya. Itu juga tidak laku. Lalu waktu pameran di Taman Budaya Bali. Ini lebih dari 30 karya,” ujar Agus saat konferensi pers di Museum Ciputra Artpreneur, Kamis, 19 Juli 2018.
Menurut Agus, sejak dua tahun lalu sudah merencanakan pameran lukisan Hendra. Namun belum mendapatkan tema yang spesifik. Seiring waktu, mereka pun bersepakat memamerkan karya Hendra yang selama ini tak banyak dilihat masyarakat umum. Sebagian besar merupakan karya yang dibuat Hendra semasa dibui di penjara Kebon Waru dan sekeluarnya dari penjara.
Hendra Gunawan lahir di Bandung 11 Juni 1918. Namanya tercatat sebagai salah satu seniman besar dalam sejaran seni rupa Indonesia. Ia ikut terlibat dalam pergerakan perang kemerdekaan, namun kemudian dipenjara tanpa diadili selama 13 tahun. Ia meninggal pada 1983.
Pada kesempatan itu Ciputra bercerita tentang awal perkenalannya dengan Hendra dan mengoleksi lukisan sang seniman , termasuk ketika ia memborong belasan karya Hendra. Belasan lukisan saat itu dijadikan jaminan di bank untuk hidup keluarga Hendra lalu ditebus oleh Ciputra. Dia pun bercerita tentang Pasar Seni Ancol yang dia dirikan untuk menampung karya para seniman. Kemudian mewujudkan harapan untuk membuat museum. “Dulu dia sempat bertanya soal museum, akhirnya museum ini kini terwujud,” ujarnya.
Tentang judul pameran, Prisoner of Hope, Ciputra mengatakan judul itu mengandung arti bersusah-susah dahulu bersenang-senang kemudian. Menurut Ciputra , Hendra bersedia bersusah untuk mengembangkan bakat seninya. Di penjara, ia cukup produktif melukis bahkan terbetik ide membuat di hotel prodeo itu. Pameran ini mengacu 13 tahun Hendra dipenjara karena keterlibatannya sebagai aktivis Lembaga Kebudayaan Rakyat.
Melalui karya Pangeran Diponegoro Terluka yang akan dipamerkan, akan diperlihatkan pula kecintaan Hendra kepada bangsa ini dan rakyatnya. Mengambil semangat dari karya historis yang berjuang melawan Belanda di Jawa dan menjadi simbol harapan, sumber inspirasi untuk merdeka.