PEMOGOKAN dan kerusuhan di Panama sebentar reda, sebentar muncul lagi, sejak 10 bulan lalu. Setelah krisis uang kontan teratasi ketika perusahaan dan orang Amerika membayar pajak, pekan lalu demonstrasi bergolak lagi. Pasalnya, intelijen Panama menangkap seseorang yang dituduh hendak meledakkan Terusan Panama, konon, atas instruksi CIA, dinas intelijen AS. Entah mengapa, ini memancing pihak oposisi Panama -- memang didukung AS - untuk berulah lagi. Maka, pemogokan dan huru-hara ramai lagi. Tuntutan pihak oposisi tetap: kembalinya Delvalle (presiden yang dipecat Noriega) dan perginya jenderal berwajah nanas dari Panama. Beberapa hari setelah pemogokan pertama berlangsung, pihak AS -- menuduh Noriega terlibat perdagangan narkotik - yakin benar tak lama Noriega akan melorot dari kursinya. Harinya sudah diramalkan waktu itu, yaitu ketika Noriega harus membayar gaji 15.000 serdadunya, sementara uang kontan krisis. Tak ada diktator bisa bertahan setelah krisis di negerinya akibat sanksi ekonomi dari AS, kata asisten Menlu AS kala itu. Bila ternyata sang jenderal masih bertahan, "Semua itu kesalahan Departemen Pajak Amerika sendiri," kata seorang pejabat AS dua pekan lalu. Ketika Panama dilanda krisis uang kontan, Noriega memerintahkan listrik di rumah-rumah orang AS di Panama dimatikan. Inilah reaksi keras Noriega karena Reagan melarang warganya di Panama membayar pajak di rantau. Akhirnya warga AS meminta agar mereka boleh membayar pajak di Panama. Kemenangan itu membuat sang diktator berkoar, lewat koran pemerintah Estrella de Panama, dua pekan lalu, "Jenderal Noriega dapat pergi hari ini, atau besok, atau dua bulan lagi. Pokoknya, kapan saja." Adakah janjinya bahwa Mei ini ia bersedia mundur dicabutnya lagi? "Bila Noriega tetap bercokol, sangat memalukan buat AS," kata seorang pejabat AS. Setidaknya, Reagan sudah menggertak: menambah tentaranya di Terusan Panama menjadi 13.000 personel. Sementara itu, pemogokan para pengusaha berlangsung lagi, dan demonstrasi ramai lagi .... Didi Prambadi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini