Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wallahu a’lam. Itu pertanyaan untung-untungan. Mungkin juga kita akan menjadi seperti di beberapa negara Timur Tengah, yang pertentangannya di antara golongan politik Islam dan sekuler demikian tajam. Di Indonesia, saya pikir, Nurcholish sudah menjadi pembuat jalan lebar di tengah, meski hal itu bisa tak disengaja. Memang, bukan maksud Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu—waktu itu, ketika ia memulai kampanye pembaruan pemikiran keagamaannya di awal 1970—untuk ”menetralkan” kalangan penguasa dari kemungkinan menjadi ekstrem terhadap kalangan Islam seperti di sebagian negara-negara Arab itu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo