Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Otot-otot tanpa jakun dan kumis

Iwf sudah 2 kali menyelenggarakan kejuaraan dunia lifter wanita. lifter wanita cina paling banyak meraih medali emas pada kejuaraan dunia & kejuaraan asia. dari indonesia ada lifter siti aisah.

17 Desember 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PEREMPUAN-perempuan perkasa memang bukan judul sandiwara. Julukan ini diberikan pada si Hawa pengangkat besi sebagai olahraga. Dan sejak 3 tahun silam, apa yang namanya emansipasi itu juga menyodok barbel. Dinilai tak berbahaya, angkat besi wanita sudah dikukuhkan Federasi Angkat Besi Dunia (IWF) Mei 1986. Setelah dua kali dalam kejuaraan dunia? IWF memperjuangkan agar lifter wanita itu ditampilkan di Olimpiade Athena 1996. Kejuaraan pertama, 1987, berlangsung di Daytona, Florida? Amerika Serikat. Dan kali ini, lifter Cina Han Chang Mei mampu mengangkat barbel seberat 232,5 kg (total angkatan). Di antara peserta Kejuaraan Dunia Angkat Besi Wanita II dan Kejuaraan Asia I di Jakarta awal Desember ini, keperkasaan para putri Cina memang tak terbantah. Dari 27 medali emas yang diperebutkan 23 negara peserta, para cewek dari balik Tembok Tiongkok itu menyabet 26 biji. Pertarungan adu kuat otot bisep di antara perempuan tegap di Balai Sidang Senayan itu menarik. Meski penampilannya perkasa, atlet-atlet putri itu tak kehabisan sifat femininnya: bersolek, berpupur, sebelum menyodok berat besi. Atau bercanda dengan teman, menunggu senggang. Tapi bila tiba pada titik konsentrasi, dan barbel diayun ke atas kepala, maka otot keras dan ekspresi unik bahkan tak terbendung lagi. Dari mulut pun muncrat: "Yeeaaat!" Sudah 40 tahun cabang angkat besi Indonesia hanya dikuasai lelaki. Tapi tahun lalu ada silang pendapat ketika olahraga angkat besi wanita diperkenalkan di Indonesia. Ada yang menganggap itu tidak layak dengan kodrat wanita yang langsing dan lemah lembut. Yang lain bilang? angkat besi wanita bakal dilarang. Sebaliknya, ahli kesehatan mengatakan bahwa angkat besi tidak menghilangkan kefemininan, tak melanggar sang kodrat. Nah, mengapa khawatir kalau otot berubah melar atau mengurangi berat badan. "Buktinya, badan saya, kok, normal," ucap Siti Aisah, 18 tahun, pada Bachtiar Abdullah dari TEMPO. Dia lifter andalan Indonesia, peraih medali perak dalam acara barusan. Jelas, angkat besi berbeda dengan binaraga. Yang terakhir ini sengaja mengejar otot mekar dan terkadang dipacu dengan anabolic steroid. Kalau salah memakainya, jakun dan suara bisa membesar. Dan, he-he, bisa tumbuh kumis. Burhan Piliang

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus