Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Galeri Orbital Dago di Bandung menggelar pameran lukisan karya Dwi Putro Mulyono Jati, 59 tahun, seorang penyintas skizofrenia atau gangguan mental yang berat. Pameran yang berlangsung 4-27 Agustus itu berjudul Merampok Kegilaan. “Difabel juga mempunya daya artistik yang cukup menarik untuk kita pelajari serta apresiasi,” kata Rifky Effendy dari Orbital, Jumat 4 Agustus 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya pada 2022, Orbital Dago pernah menyelenggarakan karya-karya seniman difabel. Tujuannya menurut Rifky, untuk membuka kesempatan bagi difabel menunjukan kekaryaannya kepada publik. Kali ini dia menawarkan Dwi Putro alias Pak Wi dan Nawa Tunggal, adik pengiringnya, untuk membuat pameran di tempatnya.
Pameran Lukisan Merampok Kegilaan Dwi Putro
Menurut Nawa, pameran ini menghadirkan secara visual antara kegilaan dan karya seni. Karya Merampok Kegilaan, merupakan sebuah instalasi gambar atau drawing dengan media berukuran kecil yang jumlahnya mencapai 960 lembar dengan cat air gouache. Setiap lembaran kertasnya yang berukuran 9,1 x 13 sentimeter digambar wajah-wajah orang. “Memang ada perulangan, ciri orang dengan gangguan mental seperti itu,” katanya Rabu 2 Agustus 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dwi Putro melukis penari Lena Guslina sebelum menarik di acara pembukaan pameran Merampok Kegilaan. Foto: ANWAR SISWADI.
Tentang Dwi Putro, Penyintas Skizofrenia
Di antara ratusan gambar itu ada beberapa wajah yang tersenyum. Sebelumnya, kata Nawa, kakaknya sering menggambar wajah dengan seringai kemarahan hingga membuat takut anak kecil yang melihatnya. Karya lukisan lain kemudian dibagi menjadi beberapa kelompok, seperti Arjuna Menyusui, Hendra Gunawan dan Cicak, serta Mandi di Sungai, yang mencontoh lukisan-lukisan Hendra Gunawan. Kemudian ada seri lukisan tentang bunga, dan mobil, serta potret diri ketika sedang makan.
Dwi Putro kelahiran Yogyakarta pada 10 Oktober 1963, mengalami gangguan mental, pendengaran, dan wicara sejak usia remaja. Dimulai dari masalah gangguan pendengaran ketika berusia 9 tahun, dia kemudian mengalami gangguan mental saat berumur 17 tahun. Nawa kemudian mengenalkan Dwi dan menyokongnya untuk menggambar dan melukis hingga mereka kemudian berkolaborasi membuat karya seni.
Sejak 2009 mereka ikut pameran bersama di Yogyakarta. Karya mereka juga pernah dikirim untuk dipamerkan bersama seniman lain di Jepang pada 2019 dan 2020. Sebelum ke Bandung, mereka ikut dua pameran di Jakarta.
Pilihan Editor: Profil Vincent van Gogh, Pelukis Masyhur yang Lukisannya Sedang Dipamerkan secara Multisensori di Jakarta