Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teroka

Peliknya Membuktikan Pemerkosaan dalam Anatomy of a Scandal

Tak mudah membuktikan kasus pemerkosaan dalam hubungan cinta. Motif dan modusnya acap samar.

23 April 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • UU TPKS tak mengatur sanksi pemerkosaan karena sudah diatur dalam KUHP yang ketinggalan zaman.

  • Pemerkosaan acap menjadi kasus yang sulit dibuktikan karena ada motif dan modus yang tersamar.

  • Apalagi jika hubungan seksual ada dalam hubungan cinta seperti diulas oleh film Anatomy of a Scandal yang baru dirilis di Netflix.

MESKI Rancangan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (RUU TPKS) telah disahkan dan pemerkosaan diatur dalam Pasal 4 ayat 2, aturan ini tak mencantumkan hukuman untuk pelakunya. Padahal pemerkosaan acap sulit dibuktikan, seperti dalam cerita miniseri Anatomy of a Scandal yang dirilis Netflix dua pekan lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Para pelakunya akan makin leluasa menciptakan alibi agar tak terjerat hukum. Jikapun terpojok tak menemukan alibi, mereka masih bisa lolos dari jerat hukum. Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Eddy Hiariej beralasan hukuman pemerkosaan diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Padahal KUHP buatan 1912 itu sangat ketinggalan zaman karena pemerkosaan diatur secara bias gender dan tak menimbang kompleksnya urusan ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sementara di Indonesia hal penting diatur dengan hukum yang rumit dan ribet, di Inggris hukum tentang pemerkosaan bahkan sudah menyentuh urusan ranjang suami-istri. Hukum Inggris baru mengakui gagasan tahun 1763 menghukum suami yang memerkosa istri pada 1991. Sebuah hubungan seksual masuk kategori pemerkosaan dan kekerasan seksual jika tidak ada “persetujuan”. Hukumannya 4-19 tahun bui.

Adegan dalam Anatomy of A Scandal. Netflix

Persetujuan salah satu pihak dalam hubungan seksual ini yang dielaborasi secara kompleks dalam Anatomy of a Scandal. Kisahnya memang bukan tentang suami-istri, tapi seorang menteri di kabinet Inggris dengan anak buahnya dalam hubungan perselingkuhan. Tapi, karena berselingkuh bukan tindak pidana, fokus pada film ini adalah bagaimana mengurai dan membuktikan sebuah kasus pemerkosaan.

Syahdan, James Whitehouse (Rupert Friend) berselingkuh dengan Olivia Lytton (Naomi Scott), peneliti parlemen, anak buah James. Mereka berselingkuh selama lima bulan. James memutus hubungan dengan Olivia karena takut hubungan gelap mereka terendus media. Beberapa hari setelah putus, mereka bertemu di lorong ruang rapat kementerian. Di lift, mereka pun bercinta. Belakangan, Olivia menuduh hubungan seksual itu sebagai pemerkosaan.

Ia mengaku tak menginginkan hubungan seksual itu. Alasannya jelas: mereka sudah putus dan hubungan berlangsung di jam kerja. Bukti: celana dalam dan stoking yang robek serta luka gigitan di payudara. Dua bukti itu ia bawa ke muka hakim untuk menunjukkan bahwa telah terjadi pemaksaan dan kekerasan seksual. Enam episode film ini lebih banyak mengupas verifikasi dan pembuktian gugatan Olivia. Sesekali ada flashback. Tapi masa lalu di sini sekadar jalan keluar penulis skenario untuk tetap bisa menghukum James Whitehouse kelak. 

Netflix

Celana dalam, stoking, dan bekas gigitan memang mengindikasikan sebuah kekerasan. Tapi bukankah dalam hubungan konsensual pun itu bisa terjadi? Pasangan yang bergairah bisa membuat kecupan yang membekas. Atau celana dan stoking robek saking tingginya gairah. Pengacara Angela Regan (Josette Simon) dengan cerdas membalikkan bukti pemerkosaan menjadi sesuatu yang lumrah dalam hubungan seksual. Apalagi hubungan seksual di kantor bukan kali itu saja mereka lakukan.

Jaksa Kate Woodcroft (Michelle Dockery) lalu masuk ke motif. Tapi upaya membongkar motif untuk membuktikan ada pemerkosaan pun gagal karena rupanya mereka masih saling cinta. Olivia tak bisa menyangkal bahwa ia tergila-gila kepada James. James tentu saja memanfaatkannya dengan mengatakan ia mencintai Olivia—kendati dengan canggung karena sidang dihadiri istrinya—agar juri percaya hubungan seksual di lift itu dilakukan atas dasar suka sama suka.

Pada akhirnya, para juri memang setuju dengan penyangkalan bukti pengacara James. Olivia dan jaksa gagal meyakinkan sidang bahwa telah terjadi kekerasan seksual dalam hubungan perselingkuhan itu. James dinyatakan bebas dari segala tuduhan. Ia bahkan bisa kembali menjadi menteri dan anggota parlemen Inggris. Hak-hak politiknya yang dicabut pada masa peradilan dipulihkan.

Netflix

Jika Anda marah karena putusan juri itu, Sarah Vaughan menyediakan jalan keluar. Ia penulis novel yang menjadi basis cerita Anatomy of a Scandal. Cerita masa lalu James yang culas dan doyan menyerang perempuan, juga rahasia pelanggaran hukumnya bersama perdana menteri sewaktu kuliah di Oxford, yang dibongkar istrinya, membawa mereka masuk ke penjara.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Anatomy of a Scandal; Sutradara: S.J. Clarkson berdasarkan: Anatomy of a Scandal karya Sarah VaughanPemain: Sienna Miller, Rupert Friend, Michelle Dockery, Naomi Scott, Josette Simon, Joshua McGuire. Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Anatomi Kasus Pemerkosaan"

Bagja Hidayat

Bagja Hidayat

Bergabung dengan Tempo sejak 2001. Alumni IPB University dan Binus Business School. Mendapat penghargaan Mochtar Loebis Award untuk beberapa liputan investigasi. Bukunya yang terbit pada 2014: #kelaSelasa: Jurnalisme, Media, dan Teknik Menulis Berita.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus