Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Penyair W.S. Rendra Pernah Bintangi Beberapa Film, termasuk Yang Muda yang Bercinta dan Kantata Takwa

Sang penyair W.S. Rendra pernah bintangi beberapa film seperti Yang Muda yang Bercinta dan Kantata Takwa.

7 Agustus 2024 | 19.01 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Foto File: W.S Rendra membaca puisi dalam konser Suluk Hijau di Manggala Wanabhakti, Jakarta, Kamis, 27 Maret 2008. TEMPO/Dimas Aryo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, 6 Agustus 2009, merupakan hari yang menyedihkan bagi dunia sastra Indonesia. Sang maestro puisi, W.S. Rendra mengembuskan napas terakhirnya. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi para pecinta sastra dan seni di seluruh negeri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Willibrordus Surendra Broto Narendra, atau lebih dikenal dengan nama pena W.S. Rendra, adalah sosok yang tak terpisahkan dari sejarah sastra Indonesia. Lahir di Solo pada 7 November 1935, Rendra dikenal sebagai penyair, dramawan, aktor, dan sutradara teater yang sangat produktif. Karya-karyanya, seperti "Ballada Orang-Orang Tercinta", "Siksa Neraka", dan "Nyanyi Sunyi Seorang Bisu", telah menjadi bagian tak terpisahkan dari khazanah sastra Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rendra dikenal sebagai "pujangga rakyat" karena puisinya yang sarat akan kritik sosial dan perjuangan rakyat kecil. Gaya bahasanya yang lugas dan penuh emosi mampu menyentuh hati pembaca dari berbagai kalangan. Selain itu, Rendra juga aktif mengembangkan teater di Indonesia melalui Bengkel Teater yang didirikannya di Yogyakarta.

Selain dikenal sebagai penyair ulung dan tokoh teater, W.S. Rendra juga pernah terjun ke dunia perfilman. Kehadirannya di layar lebar tentu saja menjadi daya tarik tersendiri, mengingat pengaruh besarnya dalam dunia seni dan budaya Indonesia.

Beberapa film yang pernah dibintangi W.S. Rendra.

1. Kantata Takwa (2008)
Diarahkan oleh Eros Djarot dan Gotot Prakosa, film Kantata Takwa adalah sebuah dokumentasi dari konser musik monumental yang digelar pada tahun 1991 di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Film ini menghadirkan kritik tajam terhadap kondisi politik Indonesia di bawah pemerintahan Orde Baru. Proses pembuatan film ini sangat panjang dan penuh tantangan, baru dapat dirilis ke publik pada tahun 2008.

Kantata Takwa merupakan sebuah karya sinematik yang menggabungkan kekuatan musik dan dokumenter untuk mengungkap semangat perlawanan terhadap otoritarianisme di Indonesia. Film ini, yang diadaptasi dari konser besar pada tahun 1991, menjadi saksi bisu atas perjuangan seniman dalam menyuarakan kebenaran di tengah represi politik.

2. Al Kautsar

Dalam film religi Al Kautsar, Saiful Bachri (W.S. Rendra), seorang guru mengaji yang cerdas dan tampan, dihadapkan pada berbagai tantangan saat mencoba menerapkan ilmu pertaniannya di desa. Kemampuannya yang serba bisa membuatnya menjadi pusat perhatian sekaligus menimbulkan konflik dengan beberapa pihak.

3. Yang Muda, Yang Bercinta

Yang Muda, Yang Bercinta adalah film Indonesia yang dirilis pada tahun 1977 yang disutradarai oleh Sjuman Djaya dan dibintangi oleh W.S. Rendra dan Yati Octavia. 

Sony, seorang penyair muda yang masih bergantung pada ayahnya, dihadapkan pada jurang pemisah antara dirinya dan paman kaya raya. Kesenjangan sosial ini memicu konflik batin yang ia tuangkan dalam puisi. Ketika mendapat hadiah skuter dari pamannya, Sony harus mengambil keputusan sulit. Kehamilan pacarnya, Titiek, semakin memperumit masalahnya. Sony berusaha mencari jalan keluar dari permasalahan kompleks ini.

4. Terminal Cinta

Terminal Cinta adalah film Indonesia yang dirilis pada tahun 1977 dengan disutradarai oleh Abrar Siregar. Film ini dibintangi antara lain oleh WS Rendra dan Marini.

Joki Tobing, seorang wartawan muda pemberontak, dipecat dari pekerjaannya karena berani mengungkap korupsi paman dan ayahnya sendiri. Ditolak oleh keluarga dan kehilangan pekerjaan, Joki menemukan cinta pada diri Widuri. Namun, hubungan mereka diuji oleh berbagai masalah, termasuk kehadiran sosok lain dalam hidup Widuri dan desakan keluarga agar Joki menikah dengan wanita pilihan mereka. Konflik ini semakin memanas ketika Joki mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap generasi tua.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus