Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dari alunan gemuruh gitar yang naik turun hingga seruan puitis tentang kebebasan, The Rolling Stones telah menapaki perjalanan musik yang luar biasa sepanjang lebih dari 6 dekade.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dibentuk pada 1962, band ini telah melalui berbagai perubahan personel, era musik yang berbeda, dan kontroversi, namun mereka tetap bertahan dan terus menghasilkan karya hingga saat ini.
Kelahiran Band Legendaris
Kisah The Rolling Stones diawali dengan pertemuan dua sahabat masa kecil, Mick Jagger dan Keith Richards, di tahun 1950. Keduanya sama-sama memiliki kecintaan terhadap musik blues dan rock and roll, yang kala itu sedang digandrungi oleh banyak kawula muda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bersama Brian Jones (gitar, harmonica, kibor), Bill Wyman (bass), dan Charlie Watts (drum), mereka membentuk band bernama The Rolling Stones pada 1962. Band ini kerap tampil membawakan lagu-lagu dari musisi blues legendaris seperti Muddy Waters dan Chuck Berry.
Dilansir dari thehistoryofrockandroll.net, nama The Rolling Stones sendiri lahir secara tidak sengaja. Saat ditanya nama band oleh seorang jurnalis dari Jazz News, Brian Jones melirik piringan hitam Muddy Waters yang tergeletak di lantai, yang salah satu lagunya berjudul Rollin' Stone. Dan, terciptalah nama yang melegenda tersebut.
Perjalanan Penuh Dinamika
Dikutip dari biography.com, band ini memulai debutnya sebagai Rolling Stones pada 12 Juli 1962, dengan Jagger sebagai penyanyi utama, Richards dan Jones pada gitar, Taylor pada bass, Stewart pada keyboard, dan Mick Avory pada drum.
The Rolling Stones mulai meraih kesuksesan di pertengahan tahun 60-an. Lagu-lagu seperti (I Can't Get No) Satisfaction dan Paint It Black menjadi hits internasional dan melambungkan nama mereka.
Band ini dikenal dengan musik blues-rock yang energik, serta citra pemberontakan yang bertolak belakang dengan image "anak baik-baik" yang diusung oleh The Beatles kala itu.
Keberanian The Rolling Stones dalam mengangkat tema-tema kontroversial seperti seks, narkoba, dan kritik sosial turut melambungkan popularitas mereka. Namun, hal ini juga menuai kontroversi dan kecaman dari pihak-pihak konservatif.
Sepanjang perjalanannya, The Rolling Stones menghadapi berbagai perubahan personel. Brian Jones, salah satu pendiri band, meninggal dunia pada 1969. Mick Taylor, yang sempat dijuluki sebagai "penyelamat" band, hengkang pada 1974.
Ronnie Wood yang menggantikan posisi gitaris tersebut berhasil menjaga eksistensi The Rolling Stones, bersama dengan formasi Mick Jagger (vokal), Keith Richards (gitar), Charlie Watts (drum), dan Bill Wyman (bass) yang sudah terjalin sejak awal.
Namun, pada 1993, Bill Wyman memutuskan untuk keluar. Ia digantikan oleh Darryl Jones sebagai bassis tur, meskipun statusnya tidak pernah diresmikan sebagai anggota tetap.
Skechers tampil bersama salah satu band rock 'n' roll paling terkenal di dunia untuk kolaborasi terbarunya: The Rolling Stones/Foto: Doc. Skechers
Dilansir dari Britannica, mereka merilis album Blue & Lonesome pada 2016, yang berisi lagu-lagu cover blues klasik. Album ini menuai pujian dan meraih penghargaan Grammy Award. Ini merupakan album kedua dari The Rolling Stones yang memenangkan Grammy dan datang lebih dari dua dekade setelah yang pertama, ketika Voodoo Lounge (1994) meraih penghargaan untuk album rock terbaik.
Kehilangan Charlie Watts, sang drummer legendaris, pada 2021 menjadi pukulan berat bagi The Rolling Stones. Namun, mereka terus melanjutkan perjalanan musiknya dengan Steve Jordan sebagai drummer pengganti.
Meskipun sempat mengalami pasang surut, The Rolling Stones tetap produktif dalam berkarya. Album-album seperti Sticky Fingers (1971) dan Exile on Main St. (1972) dianggap sebagai karya terbaik mereka dan terus digemari hingga saat ini. Kemampuan mereka untuk beradaptasi dan berevolusi di tengah perubahan zaman menjadi salah satu faktor penting yang membuat mereka tetap relevan.
The Rolling Stones tidak hanya dikenal sebagai band rock legendaris, tetapi juga sebagai ikon budaya pop. Mereka telah menginspirasi banyak musisi di generasi berikutnya dan terus menggelar konser berskala internasional, membuktikan bahwa semangat rock and roll mereka tak pernah padam.