Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Buku

Pesan itu masih relevan

Penerjemah : sri koesdyantinah s.b. jakarta : panca simpati, 1987 resensi oleh : sori siregar.

16 April 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KEJUTAN MASA DEPAN (PT Panca Simpati, Jakarta, 1987, 435 hlm.) KEJUTAN DAN GELOMBANG (idem, 1987, 279 hlm.) PERUSAHAAN ADAPTIF (idem, 1986, 244 hlm.) Oleh: Alvin Toffler Penerjemah: Sri Koesdyantinah S.B. KRITIKUS sosial dan futuris Alvin Toffler dibelenggu kecemasan. Baginya, persiapan menyambut masa depan yang jauh lebih menantang masih bergerak seperti keong. Padahal, untuk tiba di sana kita seharusnya dapat melakukan pendaratan mulus (soft landing). Superindustrialisme tidak dapat dihadapi dengan persiapan seadanya. Agar kita tidak mengalami kejutan masa depan secara masal - yang tentu saja berbahaya - dibutuhkan perangkat nilai baru, kemampuan adaptif, dan pemikiran revolusioner. Toffler kecewa, Pendidikan, sebagai salah satu subsistem penunjang untuk menghadapi masa depan itu, ternyata tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Berangkat dari keyakinan bahwa yang dibutuhkan adalah gerakan masal yang responsif terhadap masa depan, Toffler sampai pada suatu tekad: di tiap sekolah dan komunitas harus dibentuk apa yang disebutnya Dewan Masa Depan. Lembaga inilah yang diharapkannya membuat terobosan. Arah yang ditujunya jelas: superindustrialisme dan dasar berpijaknya masa depan. Dari pengalamannya sebagai koresponden majalah rortune di Washington, ia menarik kesimpulan, banyak perubahan sosial dan teknologi yang besar mengguncang masyarakat Amerika. Anehnya,pada pandangannya, pemerintah tidak merasakan itu, bahkan berpaling ke belakang. Masa depan seakan dipandang sebelah mata, dan pemerintah seakan tidak mampu mengantislpasi perubahan, betapapun fundamentalnya perubahan itu. Jarak pandang para politikus di negara itu hanya sebatas pemilu berikutnya. Inilah yang membuat Toffler berpikir tentang waktu dan cakrawalanya, serta tentang kegagalan bangsa itu untuk menangani perubahan dan masa depan. Kalau kemudian ia berkutat lima tahun merampungkan bukunya, tenaga dorong terbesar yang memaksanya adalah kesadaran melakukan langkahlangkah penyelamatan. Cuma, yang mgm diselamatkannya itu hanyalah manusia masa kini, manusia yang sedang menjalani kehidupan modern, yang jumlahnya tidak lebih dari 24% penduduk dunia. Manusia masa lampau - menurut istilah Toffler - yang jumlahnya meliputi 70% penduduk bumi tampaknya tidak terjaring oleh konsep Toffler tentang masa depan. Konteks masa depan memang selalu mewarnai buku-buku Toffler. Kendati Kejutan dan Gelombang dapat dipahami tanpa membaca buku-buku Toffler yang lain, pemahaman kita akan isinya akan lebih utuh kalau kita telah membaca buku-bukunya yang lain itu. Begitu pula dengan Gelombang Ketiga dan Perusahaan Adaptif. Berbeda dengan Kejutan Masa Depan yang menampilkan jalan pikiran Toffler secara beruntun, Kejutan dan Gelombang lebih menawarkan jalan pikiran yang melompat-lompat tentang berbagai konteks. Jangkauannya jelas lebih jauh, walau retorikanya tidak sekaya Kejutan Masa Depan. Jalan pikiran Toffler seakan dibatasi geraknya. Dalam buku ini Toffler seolah digiring ke arah yang diinginkan. Betapa tidak. Kejutan dan Gelombang pada dasarnya adalah wawancara yang telah ditentukan premisnya dan dilakukan dari perspektif politik yang bukan miliknya. Sebagai futuris, ia "membantai" bangsanya, terutama kaum teknokratnya yan dianapnya menderita myopia. Mereka hanya memikirkan hasil seketika dan konsekuensi yang segera. Karena itu, Toffler menyebut mereka sebagai anggota prematur generasi kini. Namun, ketika ia membandingkan negerinya dengan Jepang dan Eropa, ia melonggarkan kesimpulannya sendiri ia tetap menganggap bangsanya memiliki keunggulan yang sangat banyak. Semua ini menguntungkan posisi bangsa itu kalau hendak melangkah keluar dari abad industri tradisional. Ini jelas berbeda dengan Inggris, Jerman,Prancis, dan Soviet. Buat Toffler, Inggris adalah bangsa yang tenggelam di masa lampau, meratapi Impenumnya yang hilang, yang menghadapi setiap perubahan dengan rasa sakit. Prancis juga lemah. Khususnya dalam teknokrasinya yang elitis dan penekanannya yang berlebihan pada nasionalisasi. Soviet sebagai negara superkuat kedua di dunia juga mendapat kecaman Toffler, karena sistem yang mereka gunakan begitu tersentralisasi, pengap, dan antiinovasi. Sistem yang sangat tidak demokratis itu dianggapnya mengekang perkembangan teknologi. Komentar Toffler mungkin akan lain seandainnya ia membuat penilalan beberapa tahun setelah berlakunya glasnost dan perestroka. Bagaimana Jepang? Yang merakjubkan Toffler adalah kesadaran bangsa ini akan masa depan. Buat dia, orang Jepang paling suka berpikir, berbicara, berdebat, dan saling memberi perangsang dengan aneka gambaran tentang masa depan. Bangsa ini lebih menyelaraskan diri dengan masa depan perubahan. Untuk menghadapi masa depan dan perubahan itu, Toffler tidak hanya sibuk dengan retorika, tetapi juga menyodorkan pelbagai rekomendasi. Salah satu sarannya yang sukses, karena dilaksanakan sebagaimana mestinya, adalah perombakan perusahaan telepon AT&T yang terkenal itu. Inilah yang diungkapkannya dengan tuntas dalam Perusahaan Adaptif. Pikiran-pikiran Toffler tampaknya masih relevan dan tetap cemerlang. Sori Siregar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus